1. Pemindahan
Tahap ini terjadi ketika investor mulai melihat paradigma baru, seperti produk atau teknologi baru, atau bahkan suku bunga rendah.
Pada dasarnya, pemindahan ini bisa berupa apa saja yang menarik perhatian para investor.
2. Ledakan
Di sini, harga mulai naik, kemudian perusahaan mendapatkan lebih banyak momentum karena lebih banyak investor yang memasuki pasar.
3. Euforia
Ketika euforia melanda dan harga aset meroket, dapat dikatakan bahwa pihak investor mulai kurang berhati-hati.
4. Profit-taking
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pivot, Strategi yang Bisa Menyelematkan Startup
Mengetahui kapan gelembung tersebut akan pecah tentu tidak akan mudah.
Namun, mereka yang bisa mengidentifikasi tanda-tanda bubble burst akan menghasilkan uang dengan menjual posisinya.
5. Kepanikan
Di tahap ini, harga aset akan berubah arah dan menurun drastis. Investor kemudian mulai melikuidasi aset mereka dengan harga berapa pun.
Turunnya harga aset ini disebabkan karena jumlah penawaran yang lebih tinggi daripada permintaan.
Itulah sedikit penjelasan mengenai fenomena bubble burst. Walaupun demikian, belum dapat dipastikan apakah fenomena ini yang tengah dialami perusahaan startup di Tanah Air. (*)