Parapuan.co - Kawan Puan, tahu kah kamu kalau merokok itu bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik saja?
Bertepatan pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia, kamu harus tahu kalau ternyata merokok juga memengaruhi kesehatan mental seseorang.
Dilansir dari mentalhealth.org, ketika merokok nikotin mencapai otak dalam waktu sekitar sepuluh detik.
Memang, awalnya nikotin meningkatkan suasana hati dan konsentrasi, mengurangi kemarahan dan stres, melemaskan otot dan mengurangi nafsu makan.
Akan tetapi, dosis nikotin yang teratur menyebabkan perubahan di otak, sehingga menyebabkan gejala penarikan nikotin ketika pasokan nikotin berkurang, yang berdampak pada terganggunya kesehatan mental,
Berikut ini, dampak merokok terhadap kesehatan mental, simak ya!
1. Merokok dan stres
Sebagian orang menganggap merokok itu menjadi langkah untuk mengatasi stres.
Memang benar nikotin menciptakan rasa relaksasi secara langsung, sehingga orang merokok dengan keyakinan bahwa nikotin dapat mengurangi stres dan kecemasan, namun itu hanya sementara.
Baca Juga: Puan Talks: Bijakkah Curhat Masalah di Kantor ke Rekan Kerja? Ini Kata Psikolog
Sebab merokok itu mampu meningkatkan kecemasan dan ketegangan, alhasil stres pun dapat dialami perokok.
2. Merokok dan depresi
Nikotin merangsang pelepasan zat kimia dopamin di otak yakni hormon yang memicu timbulnya perasaan positif.
Hal ini sering ditemukan rendah pada orang dengan depresi, yang kemudian dapat menggunakan rokok sebagai cara untuk sementara meningkatkan pasokan dopamin mereka.
Namun, merokok mendorong otak untuk mematikan mekanismenya sendiri untuk membuat dopamin sehingga dalam jangka panjang pasokannya berkurang.
Kondisi tersebut pada gilirannya mendorong orang untuk merokok lebih banyak.
Orang dengan depresi dapat mengalami kesulitan tertentu ketika mereka mencoba untuk berhenti merokok dan memiliki gejala penarikan yang lebih parah.
3. Merokok dan skizofrenia
Baca Juga: Puan Talks: Tips Mencurahkan Isi Hati untuk para Introvert Menurut Psikolog
Pengidap skizofrenia berpeluang tiga kali lebih besar untuk merokok karena dapat mengontrol gejala dari penyakit yang dialami.
Selain itu, merokok juga mengurangi beberapa efek samping dari pengobatan mereka.
Sayangnya, perlu diketahui bahwa merokok dapat meningkatkan risiko pengembangan skizofrenia, namun demikian hal ini perlu diteliti lebih lanjut.
Untuk terhindar dari berbagai risiko merokok pada kesehatan mental, maka sebaiknya berhentilah mengonsumsi rokok.
Walau begitu, perlu dipahami pula berhenti merokok secara tiba-tiba melalui kemauan keras saja itu justru menjadicara yang paling tidak efektif untuk berhenti.
Alangkah baiknya bila memang berhenti merokok, para perokok harus merencanakan beberapa hal seperti:
- Mencari dukungan
- Memilih waktu yang tepat untuk mencoba berhenti merokok
Jika selama proses berhenti merokok kamu mengalami stres atau tekanan, sebaiknya jangan ragu untuk meminta bantuan tenaga profesional yang membantu kesehatan mentalmu.
Baca Juga: Bikin Candu, Ini 3 Alasan Harus Berhenti Gunakan Ponsel sebelum Tidur
Tak lupa juga cari langkah untuk terapi pengganti nikotin yang nyaman untuk diri sendiri.
Nah, agar jadi lebih sehat baik secara fisik maupun mental, yuk berhenti merokok. (*)