Perkuat Ekonomi Lokal, Tobatenun dan BRI Prioritas Berdayakan Perempuan Perajin Tenun Batak

Citra Narada Putri - Jumat, 15 Juli 2022
Tobatenun dan BRI Prioritas berdayakan perempuan penenun agar memiliki kekuatan ekonomi.
Tobatenun dan BRI Prioritas berdayakan perempuan penenun agar memiliki kekuatan ekonomi. Dok. Tobatenun

Parapuan.co - Tak banyak disadari bahwa perajin perempuan ternyata punya peran yang besar dalam memperkuat ekonomi lokal di daerah mereka. 

Hal ini dibuktikan dari bagaimana tantangan ekonomi mendorong perempuan desa di Sumatera Utara turut mencari nafkah untuk menambah pendapatan keluarga melalui kegiatan menenun. 

Brand mode bermisi sosial, Tobatenun, pun turut membantu memberdayakan para perempuan desa di Sumatera Utara untuk mengembangkan kemampuan menenun mereka, sejak 2020. 

Adapun kegiatan pemberdayaan tersebut dilakukan melalui sejumlah pendidikan dan pelatihan teknik keterampilan.

Tak sampai di situ, Tobatenun turut serta mendorong semangat wirausaha para perajin tenun untuk membangun jaringan kerjasama dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Membangun ekosistem perajin yang terampil, mandiri, dan berdaya, menjadi salah satu harapan kami untuk para pelaku pembuat tenun kedepannya," ujar Melvi Tampubolon, COO Tobatenun, seperti dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN. 

Tobatenun pun menyambut baik agenda prioritas kelompok kerja W20 yang sejalan dengan misinya dalam memberdayakan ekonomi perempuan. 

"Rangkaian kegiatan Road-to-W20 yang kami selenggarakan menjelang W20 Summit di Danau Toba minggu depan adalah bentuk penguatan dorongan kolaboratif dari berbagai sektor untuk terus berupaya memperluas advokasi kepada para pelaku usaha perempuan agar lebih berdaya,” jelas Melvi lagi.

Sampai saat ini Tobatenun telah melakukan sembilan program pendidikan dan pelatihan peningkatan kapasitas keterampilan. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Baju Kondangan Couple di Shopee, Ada Batik hingga Tenun

Misalnya dari pewarnaan benang, proses produksi, teknik tenun, menjahit dan wawasan wirausaha.

Kegiatan-kegiatan tersebut pun diharapkan bisa bermanfaat untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi dan menambah pendapatan para perempuan penenun di masa depan. 

Tobatenun juga memberikan sesi konseling dan advokasi terhadap tindakan kekerasan domestik untuk memperkuat kapasitas wawasan perempuan dan me.

Hal ini diharapkan dapat membangun kesadaran kritis terkait peran gender serta hak perempuan terhadap perlindungan sosial, termasuk meningkatkan kepercayaan diri perempuan penenun.

Secara keseluruhan hingga saat ini, sebanyak hampir 200 penenun telah menjalankan program penguatan perempuan penenun.

Mengembangkan program pemberdayaan ini, Tobatenun pun bekerja sama dengan BRI Prioritas menggelar forum pertemuan dengan tema Empowering Women in Rural Economies (13/7/2022).

Forum pertemuan Empowering Women in Rural Economies.
Forum pertemuan Empowering Women in Rural Economies. Dok. Tobatenun

Forum pertemuan ini diadakan sebagai salah satu dukungan menjelang W20 Summit di Sumatera Utara, sekaligus menunjang karya para perempuan perajin wastra daerah serta kontribusi terhadap Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) lokal.

Dalam acara ini, Uli Silalahi, Chairwoman W20, mengungkapkan bahwa upaya kolaboratif dari berbagai lini institusi pemerintah maupun non-pemerintah berupa dukungan pelatihan kewirausahaan, keterampilan e-commerce dan lainnya, pasti bisa memperkuat peran perempuan dalam pembangunan ekonomi ke depannya.

Baca Juga: Desainer Wignyo Rahadi Tampilkan Koleksi Ikat Siak dengan Tenun Riau di MUFFEST 2022

Pasalnya, isu inklusi ekonomi perempuan ini menjadi salah satu isu prioritas yang diusung oleh kelompok kerja W20 dalam Presidensi G20 Indonesia.

Sebagai informasi, W20 memiliki empat isu prioritas di Presidensi G20 Indonesia.

Yaitu, kesetaraan gender, inklusi ekonomi yang mendukung UMKM perempuan, peningkatan ketahanan perempuan marjina hingga akses terhadap fasilitas kesehatan yang adil secara gender.

Sementara itu, W20 juga akan dihelat di Hotel Niagara, Parapat, Kabupaten Simalungun, tanggal 19 – 21 Juli 2022.

Menurut Uli, empat prioritas yang menjadi fokus agenda W20 tersebut ditujukan untuk meningkatkan status perempuan secara global. 

"Sehingga ke depannya, terwujud pembangunan yang inklusif bagi seluruh masyarakat tanpa kecuali, dimana kebutuhan, akses perlindungan sosial, serta partisipasi perempuan dalam kemajuan perekonomian dapat terakomodasi dengan baik, tanpa ada hambatan apapun," ujar Uli.

Charity fashion show Tobatenun.
Charity fashion show Tobatenun. Dok. Tobatenun

Selain diskusi dengan berbagai narasumber, pada forum pertemuan tersebut juga terdapat pameran pop-up Tobatenun.

Menariknya, sebagian hasil penjualan dari pameran tersebut akan disumbangkan untuk rumah komunitas tenun, Jabu Bonang.

Baca Juga: Ini 5 Rekomendasi Baju Lebaran dengan Sentuhan Wastra Indonesia

Sedangkan dari sesi pagelaran busana, hasil penjualan koleksi tenun yang ditampilkan akan didonasikan sepenuhnya bagi pengembangan komunitas tenun, melalui Jabu Bonang.

Sebagai informasi, rumah komunitas tenun Jabu Bonang didirikan oleh Tobatenun sebagai bentuk solusi dan upaya berkelanjutan dalam pengembangan kompetensi dan kapasitas para penenun.

Hal ini bukan hanya untuk mengembangkan keterampilan berwawasan, tapi juga mendorong ruang kewirausahaan agar para perempuan penenun mampu mandiri sebagai pelaku ekonomi tenun itu sendiri.

Ada banyak kegiatan pengembangan yang dilakukan di Jabu Bonang, misalnya para penenun berkesempatan memiliki akses akan 321 koleksi warna benang yang berasal dari material alam sekaligus meningkatkan teknik dan kreativitas menenun.

Teknik dan motif dari tenun Batak yang hampir punah belum tentu dikuasai penenun muda, namun menjadi salah satu materi pelatihan yang diberikan di Jabu Bonang.

Pelatihan tersebut diharapkan dapat mengembalikan kembali penciptaan ulos-ulos kuno yang kini sudah sangat minim keberadaannya, sehingga dapat dikenal oleh generasi penenun sekarang dan mendatang.

Program pemberdayaan ini pun dirancang Tobatenun dengan konsep ekosistem berkelanjutan.

"Yang niscaya menaikkan nilai kain tenun itu sendiri dengan material alam yang tidak merusak lingkungan, memberikan kenyaman perdagangan bagi semua pihak khususnya para penenun perempuan, dengan tujuan kesejahteraan bagi masyarakat komunitas penenun di Sumatera Utara,” tutup Melvi.

(*)

Baca Juga: Regenerasi Perajin Ulos Menurun, Pameran Tenun Batak Diadakan



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru