Sebagai informasi, Indonesia sendiri sudah mulai menerapkan ketiga pendekatan ekonomi tersebut.
Deputi Menteri Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan, konsep ekonomi biru, hijau, dan sirkular telah diterapkan dalam Visi Indonesia 2045 di prioritas nomor 1 dan 6.
Ekonomi biru selanjutnya juga telah dibawa dalam pembahasan di Development Working Group dan agenda di ASEAN.
Sementara itu, Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN Boediastoeti Ontowirjo menambahkan bahwa BRIN telah berkolaborasi dengan sektor swasta untuk mengembangkan model ekonomi hijau dan sirkular.
Salah satu contohnya, yaitu dalam pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas sumber listrik yang diterapkan di Riau.
Sebagai penutup, ada tiga pesan yang dapat disimpulkan dari kegiatan seminar berjudul "Blue, Green, and Circular Economy: The Future Platform for Post-Pandemic Development" ini.
Pertama, pergeseran ke arah ekonomi biru, hijau, dan sirkular harus ditempuh karena adanya peluang dan manfaat yang bisa dipetik.
Kedua, Indonesia telah berkontribusi dalam merealisasikan wacana global bertransisi ke model ekonomi berkelanjutan melalui berbagai program dan aksi nyata di forum G20.
Ketiga, forum G20 dapat memfasilitasi dialog, saling berbagi pengetahuan, teknologi, dan juga best practices dalam ekonomi berkelanjutan.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk turut mewujudkan agenda ekonomi berkelanjutan dalam G20 tahun 2022 ini?
Salah satu hal yang paling sederhana adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dan mendaur ulang barang yang bisa memiliki nilai jual.
Baca Juga: Ditunjuk Jadi Jubir Presidensi G20 Indonesia, Inilah Perjalanan Karier Maudy Ayunda
(*)