Parapuan.co - Para orang tua harus tahu bahwa memiliki buah hati adalah suatu rejeki, akan tetapi membesarkan anak bukan perkara yang mudah.
Cara bagaimana membesarkan anak di masa kecilnya ini dapat berdampak abadi hingga kehidupannya saat dewasa nanti.
Oleh sebab itu, jangan sampai membuat inner child buah hatimu terluka.
Mengutip dari Liberation Journey, inner child sendiri yaitu aspek kepribadian yang spontan, energik, dan menyenangkan yang membuat seseorang dapat menjalankan kehidupannya.
Sayangnya jika terjadi trauma di masa kanak-kanak, berbagai aspek inner child tersebut bisa terluka.
Dilansir dari Psychology Today, ketika anak-anak merasa terluka secara emosional dan mental, diabaaikan, bahkan dianiaya bisa menimbulkan luka batin.
Di mana inner child yang itu tidak akan pernah sembuh.
Anak yang inner child-nya terluka mungkin akan membuatnya bertingkah seperti:
- Marah-marah.
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Ini 5 Cara Meningkatkan Kesehatan Mental si Kecil
- Menghadapi tantangan dalam berteman.
- Curiga terhadap orang lain.
Perlu dipahami juga bila seiring bertambahnya usia, anak-anak yang terluka secara emosional akan meninggalkan beberapa perilaku masa kecil mereka, tetapi masih memiliki inner child yang terluka jauh di dalam jiwa mereka.
Ketika sudah dewasa, kemudian stres, atau mulai merasa kewalahan, mereka sering kembali ke pola perilaku yang sudah dikenal dan mungkin bersikap seperti anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Mungkin juga inner child yang terluka mendambakan perhatian dan rasa memiliki yang tidak pernah dialami.
Lantas, apa saja tanda-tanda inner child yang terluka?
1. Respons yang Tiba-Tiba terhadap Peristiwa Negatif
Orang dengan inner child yang terluka biasanya:
Baca Juga: Viral Kasus Bocah di Tasikmalaya, Orang Tua Harus Tahu Gejala Depresi Anak
- Tidak fleksibel dan tak dapat menerima kritik
- Komentar negatif
Bahkan orang dengan inner child yang terluka yang dihadapkan oleh masalah kecil bisa menjadi besar, hal tersebut terjadi karena pola permasalahan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak.
2. Menutupi Emosi
Terkadang ada anak-anak yang berpura-pura menerima suatu situasi, tetapi aslinya mereka kesal.
Dalam beberapa kasus, individu mungkin dapat menutupi emosi atau tanggapan sepenuhnya untuk sementara waktu, dan kemudian jadi kesal.
Hal tersebut merupakan respons dari inner child yang terluka, sehingga orang yang masa kecilnya tidak baik ingin mencari perhatian dan persetujuan dari orang lain.
3. Memanipulasi Situasi
Individu dengan inner child terluka dapat memanipulasi pikiran dan emosi orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Tapi jika hal tersebut dilakukan saat dewasa, maka dapat menghancurkan kepercayaan dan rasa hormat dalam suatu hubungan.
Sebaiknya jujur dan mengatakan kebenaran yang mungkin tidak ingin didengar orang lain daripada mencoba memanipulasi situasi atau berpura-pura menganggap tidak ada masalah.
Mengetahui bahwa efek inner child yang terluka ini buruk, sebaiknya semua orang yang ada di sekitar anak lebih bersikap positif.
Sebab, anak-anak yang tumbuh di lingkungan positif memiliki inner child yang sehat, seimbang, dan akan penuh dengan kegembiraan, cinta, serta kepercayaan pada orang-orang di sekitar mereka.
Baca Juga: Heboh Kasus Bocah Dipaksa Bersetubuh dengan Kucing, Ini Dampak Bullying Pada Anak
(*)