Parapuan.co - Kawan Puan, ada banyak teknik atau strategi pemasaran untuk mempromosikan produk, salah satunya predictive marketing.
Seperti diketahui, sulitnya memasarkan suatu produk lewat kampanye membuat berbagai teknik marketing dipraktikkan.
Alasannya, untuk mengetahui apakah sebuah strategi berhasil diaplikasikan atau tidak.
Nah, terkadang sebelum melakukan marketing, diperlukan pula analisis dengan memprediksi efektivitas kampanye.
Untuk itu, hadirlah predictive marketing. Apa itu? Simak penjelasannya seperti dari press rilis yang diterima PARAPUAN belum lama ini!
Mengenal Apa Itu Predictive Marketing
Predictive marketing melibatkan data perilaku audiens, histori penelitian konsumen, riwayat pembelian, analisis situs web, dan area lain untuk memperkirakan hasil taktik pemasaran.
Meskipun predictive marketing terdengar baru, namun menggunakan data untuk
memperkirakan hasil sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1930-an.
Dahulunya, predictive marketing lebih dikenal dengan sebutan predictive analysis.
Baca Juga: Mengenal Strategi Marketing 5A yang Bikin Konsumen Enggak Bisa Menolak
Kegiatan tersebut memungkinkan marketers menghitung dan menganalisis peluang keberhasilan, kegagalan, dan hasil dalam berbagai skenario, seperti kesehatan atau cuaca.
Analisis dimulai dengan memeriksa aktivitas pengguna menyelesaikan tindakan awal, yakni menambahkan produk ke keranjang lalu melakukan pembelian.
Data itu dikirim melalui sistem pelacakan pengiklan ke predictive marketing dan modelnya berdasarkan perilaku audiens.
Predictive marketing menggunakan data ini untuk menganalisis perilaku pengguna baru dalam 24-72 jam pertama dan memprediksi metriks yang diminta oleh pengiklan.
Prakiraan dikirim kembali ke tracker dan pengiklan dapat menggunakannya di platform iklan.
Algoritma ini memungkinkan untuk menarik para pengguna yang nilai metrik prediktifnya memenuhi tujuan bisnis.
Cara Kerja Predictive Marketing dalam Periklanan Web
Prinsip dasar periklanan web pada dasarnya hampir sama dengan periklanan seluler.
Prinsipnya yaitu, data dari sistem analitik diproses dalam model prediktif dan dikembalikan ke saluran periklanan untuk menarik pengguna baru.
Baca Juga: Mengenal Tagline Marketing Andalan Agen Properti agar Tak Salah Beli Rumah
Bedanya, untuk iklan seluler biasanya menggunakan AppsFlyer atau Adjust, sedangkan untuk web memakai Google Analytics.
Selain itu, di iklan web, dalam beberapa kasus, kamu perlu menggunakan konektor pihak ketiga untuk transfer data.
Misalnya, ketika pengguna tidak berinteraksi dengan situs tetapi hanya melihat iklan.
Konektor ini dapat dibuat manual atau menggunakan layanan untuk otomatisasi dan pengoptimalan kampanye iklan, di mana integrasi tersebut telah ditambahkan.
Dengan bantuan predictive marketing atau analitik prediktif, kamu dapat memperkirakan berapa pengembalian pengguna.
Dan juga bisa memperkirakan berapa banyak keuntungan yang akan diperoleh pengguna dan seberapa cepat waktu perolehannya.
Berdasarkan informasi ini, kamu dapat menarik pengguna dengan value tinggi dan
menghitung jumlah uang yang diperlukan pengiklan untuk menarik pengguna tersebut.
Singkatnya, prediksi semacam ini dilakukan untuk tahu seberapa efektif iklan dapat menarik pengguna dan seberapa banyak pengguna potensial yang akan tertarik setelah melihat iklan.
Nah, Kawan Puan sudah mengerti apa itu predictive marketing, bukan? Apakah kamu tertarik mencoba straregi pemasaran satu ini? (*)
Baca Juga: Catat! Ini 3 Cara untuk Sukseskan Influencer Marketing di Media Sosial