Viral Bayi Meninggal saat Persalinan di RSUD Jombang Karena Distosia Bahu, Kenali Penyebab Kemacetan saat Melahirkan Bahu Janin

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 4 Agustus 2022
Apa itu distosia bahu? Kenali penyebabnya saat melahirkan.
Apa itu distosia bahu? Kenali penyebabnya saat melahirkan. syahrir maulana

Parapuan.co - Belum lama ini sempat viral kasus bayi meninggal saat persalinan di RSUD Jombang, Jawa Timur.

Viralnya kasus ini bermula dari thread di akun Twitter @MinDesiyaa tentang "pengalaman istri adik sepupu yang melahirkan di RSUD Jombang".

Dalam thread tersebut, pemilik akun bahkan menuliskan bahwa pasien seharusnya melakukan operasi caesar namun dipaksa untuk melakukan persalinan normal atau pervaginam hingga akhirnya bayinya meninggal saat persalinan.

Atas kasus tersebut, pihak RSUD Kabupaten Jombang pun memberikan tanggapan dan penjelasannya.

"Tim RSUD Jombang telah melakukan pembahasan kasus ini, dan menyimpulkan bahwa tindakan pertolongan persalinan pada pasien ini sudah sesuai dengan indikasi medis. Hal ini juga dikuatkan oleh POGI Cabang Surabaya. IDI Cabang Jombang yang menyatakan bahwa pertolongan persalinan pada pasien ini sudah sesuai dengan kaidah profesi," terang pihak RSUD Jombang melalui siaran pers yang dibagikan pada Rabu (3/8/2022) kemarin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by RSUD KABUPATEN JOMBANG (@rsudkabjombang)

Pihak rumah sakit pun menjelaskan, pada kasus preeklamsi (keracunan kehamilan) diupayakan agar persalinan dilakukan secara normal, dan jika terjadi kesulitan maka baru dilakukan upaya terakhir yaitu operasi Sectio Caesar.

Pada setiap persalinan normal, ada risiko medis, salah satunya adalah distosia bahu (kemacetan saat melahirkan bahu janin). Risiko distosia bahu ini tidak bisa diprediksi sebelumnya.

"Pada kasus persalinan ini, terjadi distosia bahu,dan sudah dilakukan perasat - perasat sesuai prosedur untuk melahirkan bahu, tetapi upaya tersebut tidak berhasil, dan bayi tidak dapat tertolong.

"Karena bayi tidak berhasil dilahirkan dengan perasat distosia bahu dan kondisi bayi sudah meninggal, maka diputuskan untuk melakukan tindakan decapitasi dan operasi Sectio Caesar untuk upaya penyelamatan ibu," terang pihak RSUD Jombang.

Baca Juga: Agar Tak Seperti RA Kartini, Ini Cara Mencegah dan Mengurangi Risiko Preeklamsia

Lalu apa itu sebenarnya distosia bahu seperti yang dialami pasien tersebut?

Mengutip dari Cleveland Clinic, distosia bahu adalah suatu kondisi yang terjadi ketika salah satu atau kedua bahu bayi  tersangkut selama persalinan pervaginam.

Kata distosia berasal dari kata Yunani “dys” yang berarti sulit dan “tokos” yang berarti kelahiran.

Distosia bahu adalah keadaan darurat medis. Bayi dengan kondisi ini biasanya lahir dengan selamat. Tapi itu bisa menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan bayinya.

Tanda-Tanda Distosia Bahu

Meskipun ada faktor risiko yang dapat menyebabkan distosia bahu, kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja.

Tidak ada gejala, dan tidak ada cara untuk memprediksi apakah distosia bahu akan terjadi.

Dokter kandunganmu mungkin hanya memperhatikan kondisinya setelah kamu melahirkan kepala bayi. Menjadi jelas ketika kepala bayi muncul dan kemudian menarik kembali ke area antara vagina dan rektum (perineum). Ini disebut "tanda kura-kura."

Baca Juga: Kapan Operasi Caesar Dibutuhkan? Kenali 2 Jenisnya Berikut Ini

Penyebab Distosia Bahu

Distosia bahu terjadi ketika bahu atau bahu bayi tersangkut di belakang tulang kemaluan saat melahirkan.

Faktor-faktor berikut dapat menyebabkan distosia bahu:

1. Makrosomia janin: Berat bayi lebih dari 8 pon, 13 ons.

2. Bayi berada di posisi yang salah.

3. Pembukaan panggul terlalu kecil.

4. Kamu berada dalam posisi yang membatasi ruangan di panggulmu.

Dokter kandungan akan mendiagnosis distosia bahu jika tiga faktor terpenuhi:

- Kamu melahirkan kepala bayi tetapi kamu tidak dapat mendorong bahu bayi keluar.

- Setidaknya satu menit telah berlalu sejak kepala bayi muncul tetapi tubuhnya belum.

- Bayi membutuhkan intervensi medis agar berhasil dilahirkan.

Tidak ada tanda-tanda dan tidak ada cara untuk mencegah kondisi tersebut.

Komplikasi parah dapat terjadi, termasuk cedera saraf pada bayi.

Baca Juga: Waspadai 6 Tanda Depresi Pascapersalinan, Ibu Baru Harus Tahu!

(*)

Sumber: Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja