Parapuan.co - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kabar meninggalnya bayi berusia 6 bulan.
Bayi ini meninggal setelah melakukan perjalanan jauh dari Tegal ke Surabaya dengan menggunakan sepeda motor.
Awalnya, kabar ini muncul di media sosial pada Rabu (3/6/2022) lalu.
Diketahui, orang tua korban hendak melihat laga pertandingan sepak bola dari klub yang dijagokannya.
Sayangnya, bukan kebahagiaan yang dirasakan namun duka atas kepergian sang anak.
Melansir dari Kompas.com, bayi usia 6 bulan ini meninggal setelah diajak perjalanan jauh oleh orang tuanya dengan menggunakan sepada motor.
Sebuah akun Twitter @jungkangfamily menuliskan penyelasannya karena mengajak sang anak melakukan perjalanan jauh.
Akun yang diduga milik orang tua korban ini mengaku merasa bersalah.
“Akhirnya saya belajar apa makna 'Persebaya Sak Tekone Izrail' berkat ketololan yang terbungkus ego dan kesombongan saya. Yg nekat mengajak anak sy yg berusia 6bln untuk away dari Tegal ke Surabaya demi melihat @persebayaupdate bertanding home perdana. Semoga cukup sy saja yg tolol," tulis akun tersebut.
Baca Juga: 3 Fakta Bayi Meninggal saat Persalinan karena Dipaksa Lahir Normal, Pihak RS Minta Maaf
Pemilik Twitter tersebut juga mengatakan bahwa anaknya mengalami batuk dan napasnya sesak.
Hingga kemudian ia membawa bayinya ke rumah sakit namun tidak mendapatkan pertolongan maksimal karena peralatan yang tidak memadahi.
"Anak saya batuk-batuk semacam ada dahak, nafas agak sesak. Kemudian dibawa ke RS Ewa Pangalila daerah Gn Sari," tulis akun @jungkangFamily.
Bayinya kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSAL) Dr. Ramelan, Surabaya.
Namun, dalam perjalanannya ia mengalami kendala hingga akhirnya anaknya sudah terlalu lemah dan tidak tertolong.
"Dan dirujuk ke RSAL di sini awal malapetaka, karena ternyata mengeluarkan ambulance itu susah meski judulnya kami pasien rujukan. Akhirnya kami bawa sendiri dgn motor," imbunya.
"Kena lampu merah di depan DTC Wonokromo dan kepalang sepur (kereta) lewat di Wonokromo juga. Hingga akhirnya sudah terlalu lemah dan tak tertolong, meski dokter di RSAL sudah berusaha maksimal," pungkasnya.
Sayangnya, tulisan @jungkangfamily ini sudah dihapus oleh penulisnya.
Baca Juga: Ini 3 Fakta Kasus Pasangan Simpan 7 Janin Bayi dalam Kotak Makan
Dalam cuitannya, akun tersebut juga mengatakan bahwa dia berangkat dari Tegal pada Sabtu (30/7/2022) pukul 17.38 dan tiba di Surabaya pada Minggu (31/7/2022) pukul 07.15.
Banyak netizen yang geram karena tindakan orang tua ini.
Bahkan akun Twitter @ribonk mengatakan jika hal ini termasuk pembunuhan.
"Bayi 6 bulan, dibawa pake motor malem-malem, selama 12 jam, cuma karena enggak mau keluar 2 juta untuk pakai mobil, cuma buat nonton bola. Harusnya masuk pembunuhan ini mah," tulis akun @ribonk.
Tak hanya itu, dirinya juga mengatakan bahwa di masa sekarang informasi terkait cara parenting bisa didapatkan secara gratis.
"Di masa ilmu parenting atau kesehatan anak udah banyak banget dan gratis di youtube dan media-media lain, ketidaktahuan adalah kejatahan," imbuhnya.
Berkaca dari kejadian ini, Kurniawan Satria Denta, seorang dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan menegaskan bahwa pada dasarnya bayi dilarang untuk berkendara menggunakan sepeda motor.
Terlebih perjalanan tersebut tergolong perjalanan jarak jauh.
"Bayi tidak disarankan untuk bepergian dengan motor baik jarak jauh maupun dekat," ujarnya.
Pasalnya jika ini terjadi, bayi akan mengalami berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Termasuk mengancam keselamatannya.
"Bayi merupakan kelompok usia paling rentan untuk terkena cedera kepala, leher, dan tulang belakang. Karena 30 persen dari berat tubuhnya berada di kepala juga," ujar dr. Denta.
"Jadi ya rentan cedera parah (cedera kepala berat) jika dibawa dengan sepeda motor," imbuhnya.
Oleh karena itu, dr. Denta menyarankan untuk tidak membawa bayi di bawah satu tahun untuk bepergian dengan sepeda motor.
"Tidak boleh, bonceng anak dengan sepeda motor hanya bisa ketika anak cukup tinggi sampai sudah bisa menginjak sadel, dan tidak bisa bonceng lebih dari 1 orang, apalagi bonceng depan," tutupnya.
Berkaca dari kejadian ini, sebagai orang tua kamu diwajibkan untuk mendapatkan edukasi terkait pola parenting.
Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran kita semua ya Kawan Puan.
(*)