Artinya, rektor dipilih bukan sekedar pertimbangan akademik saja melainkan juga kepentingan politik.
Tak jarang jika persaingan pemilihan rektor ini dibumbui dengan upaya jegal-menjegal antara satu calon dan calon lainnya.
Darmaningtyas juga mengatakan bahwa persaingan ini termasuk lobi-lobi ke penentu suara.
Seperti Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Biaya lobi ini bisa gratis apabila kandidat memiliki koneksi dengan menteri.
Sementara jika tidak, lobi terpaksa harus dilakukan melalui jalur lain.
Inilah yang menyebabkan kandidat harus mengeluarkan biaya yang cukup besar.
"Misalkan dia terpilih jadi rektor di PTN, dari mana harus mengembalikan uang lobi tersebut?" ujar Darmaningtya.
Baca Juga: Lili Pintauli Siregar Diberhentikan dari Pimpinan KPK, Telah Ditandatangani Jokowi