Parapuan.co - Beberapa bulan belakangan, masyarakat tengah dibuat khawatir dengan munculnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Terlebih ketika menjelang Idul Adha bulan lalu, masyarakat pun dibuat takut akan kondisi hewan-hewan kurban.
Tak hanya itu, wabah PMK ini juga membuat resah para peternak sapi perah yang menghasilkan susu untuk diproduksi secara masal.
Di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang semakin mengancam ketahanan pangan susu nasional, PT Greenfields Dairy Indonesia, integrated dairy farm yang memproduksi susu segar terbesar di Indonesia, kian menegaskan komitmen ekstranya untuk senantiasa bertumbuh dan berkembang bersama para peternak sapi perah lokal dalam berbagai kondisi melalui perluasan program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG).
Dalam kesempatan ini, Greenfields juga meresmikan salah satu fasilitas unggulan dari KSG, yaitu tempat penampungan susu atau milk collection center (MCC) yang ketiga di daerah Pijiombo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Heru Setyo Prabowo, Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia menjelaskan, dengan visi ‘Greenfields Farming Philosophy’, Greenfields selalu menjamin terjaganya kesegaran dan kualitas seluruh produk mulai dari peternakan, proses produksi hingga tiba di tangan konsumen.
"Lebih dari itu, Greenfields juga memiliki komitmen ekstra memajukan perekonomian dan industri susu melalui program KSG yang diinisiasi sejak 2007 untuk memacu geliat para peternak sapi perah lokal di sekitar area dua peternakan kami,” jelas Heru, pada acara Virtual Media Conference Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG): Wujud Komitmen Kuat Greenfields Bertumbuh dan Berkembang Bersama Para Peternak Rakyat, Rabu (31/8/2022).
“Selama 14 tahun, KSG telah memberikan sejumlah dukungan seperti penyuluhan, pembinaan, hingga pelayanan kesehatan kepada para mitra peternak, termasuk ketika wabah PMK merebak. Program KSG tidak hanya menyasar untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak, tetapi juga menyokong hasil produksi susu sapi perah dalam negeri guna memperkuat ketahanan pangan susu nasional,” tambahnya.
Hingga kini, produksi susu dalam negeri masih belum bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.
Baca Juga: Cegah Penularan Virus PMK, Ini Tips Mengolah Daging Kurban yang Aman
Terdapat kesenjangan yang besar antara kebutuhan susu masyarakat Indonesia sebesar hampir 4,4 juta ton per tahun dengan jumlah susu segar dalam negeri (SSDN) yang hanya sebanyak 997,35 ribu ton per tahun, seperti tertuang pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021.
Kondisi ini mengakibatkan ketergantungan kita terhadap susu impor hingga 80%.
Dari jumlah pasokan susu dalam negeri, 51%-nya berasal dari Provinsi Jawa Timur yang telah dikenal sebagai tulang punggung produksi susu sapi perah di Indonesia.
Dr. Ir. Jumadi, M.MT, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur yang hadir mewakili Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, Gubernur Jawa Timur, memaparkan, Jawa Timur merupakan provinsi agribisnis yang menjadi lumbung pangan dan gudang ternak nasional. Namun, wabah PMK telah memberikan dampak yang signifikan pada produksi sapi perah dan perekonomian peternak.
Berbagai upaya pemerintah untuk mengatasi wabah ini tentu perlu didukung kolaborasi dan peran seluruh pihak.
Untuk itu, kami sangat mengapresiasi program KSG dari Greenfields yang menargetkan untuk kembali membangkitkan peranan para peternak rakyat dalam menopang ketahanan susu nasional melalui sejumlah inisiatif.
"Diharapkan kolaborasi dan sinergi lebih lanjut antara Greenfields dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat menjadi contoh bagi pelaku industri lainnya, sehingga bersama-sama kita dapat membantu meringankan permasalahan wabah PMK dan memulihkan kembali semangat peternak serta produktivitas sapi perah, khususnya di Jawa Timur," ungkap Dr. Ir. Jumadi, M.MT.
Dr. Ir. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, IPM, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor turut berbagi pandangan, poduksi susu sapi nasional yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat semakin mengancam ketahanan pangan bangsa, yang kini peringkatnya menurun ke posisi 69 dari 113 negara.
Baca Juga: Waspada Jelang Iduladha, Ini 4 Cara Mencegah Penularan PMK pada Hewan Ternak
"Apalagi, susu adalah sumber nutrisi terlengkap yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang kedepannya akan didominasi oleh penduduk muda. Faktanya, Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) melaporkan bahwa dari 161.943 ekor sapi peternak GKSI di Jawa Timur, sebanyak 65.157 ekor terpapar wabah PMK, yang mengakibatkan penurunan produksi susu sebesar 30% menjadi 918 ton/hari, menurut data per 18 Agustus 2022.
"Menyikapi hal ini, semua stakeholders perlu saling berkolaborasi untuk menopang pilar kecukupan, stabilitas, ketersediaan, akses, dan kualitas keamanan susu nasional," terangnya.
“Greenfields menjadi salah satu contoh pelaku industri yang membantu memenuhi pilar-pilar tersebut melalui komitmen untuk berinvestasi penuh di kedua peternakannya sehingga dapat memproduksi susu segar yang senantiasa terjaga kualitasnya, disertai upaya dalam memberdayakan para peternak sapi perah lokal. Terlebih di masa recovery seperti sekarang, dibutuhkan dukungan dan pendampingan agar para peternak sapi perah lokal mampu bangkit dari wabah PMK dan kembali memainkan peranan penting mereka dalam memenuhi kebutuhan susu nasional,” tambah Dr. Epi.
Kardani, salah seorang peternak sapi perah mitra KSG turut berbagi kisahnya setelah menjadi anggota.
“Sebelum bergabung dengan KSG, saya bekerja secara serabutan dengan penghasilan yang tidak tetap. Seiring waktu, saya melihat adanya peluang meningkatkan perekonomian keluarga dengan beralih profesi menjadi peternak. Pada 2008, dengan pinjaman usaha mikro dari perbankan yang bekerja sama dengan KSG, saya mulai memelihara 2 ekor sapi perah.
"Dengan pembinaan rutin dan juga pelayanan kesehatan hewan ternak yang lengkap serta tanpa biaya dari KSG, kini saya hidup lebih sejahtera dengan 10 ekor sapi perah, dan dipercaya mempimpin kelompok ternak di wilayah Jambuwer, Malang. Selain itu, saya juga memberikan apresiasi khusus pada KSG atas dukungan yang tak pernah surut saat kami ikut terdampak wabah PMK,” aku Kardani.
Selama wabah PMK, KSG gesit melaksanakan rangkaian pendampingan kepada mitra peternak, antara lain upaya sosialisasi dan terus mengingatkan peternak untuk tidak menjual atau membeli sapi dari luar daerah, mendistribusikan banner edukasi PMK, melakukan penyemprotan desinfektan, membagikan disinfektan, hingga menyusun sejumlah langkah mitigasi untuk melindungi aktivitas harian para peternak.
Selain itu, KSG juga memberikan subsidi kepemilikan sapi perah sebanyak 50 ekor dengan persyaratan ringan, sebagai langkah jitu untuk mendorong produktivitas para peternak susu sapi lokal.
Kali ini Greenfields juga kian memperluas manfaat program KSG dengan menambah akses milk collection center (MCC) baru di Pijiombo. MCC adalah fasilitas penting yang mengatur seluruh proses penanganan susu segar dari para mitra peternak, mulai dari pengujian, analisa, pendinginan dan proses pengiriman susu ke pabrik atau pembeli.
“Dengan program subsidi sapi perah dan kehadiran MCC Pijiombo, kini kesempatan bagi masyarakat untuk menjalankan usaha di bidang peternakan sapi perah makin terbuka. Kami harap seluruh dukungan ini mampu membangkitkan kiprah para peternak sapi perah lokal, meningkatkan produksi susu sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh mitra peternak KSG,” tutup Heru.
Baca Juga: Demi Cegah Penularan Wabah PMK, Begini Tips Membungkus Daging Kurban
(*)