Tak Disangka, Ternyata Kecanduan Minuman Berkafein Berdampak bagi Kesehatan Mental

Anna Maria Anggita - Jumat, 9 September 2022
Dampak kecanduan kafein pada kesehatan mental
Dampak kecanduan kafein pada kesehatan mental Kannika Paison

Parapuan.co - Para pencinta minuman berkafein harus tahu kalau ternyata mengonsumsi kafein terlalu banyak itu berdampak bagi kesehatan mental.

Jadi kecanduan kafein bukan hanya membuat pusing, lelah, dan tremor saja, namun lebih dari itu.

Tentunya jika kamu merasa ada yang tidak beres dengan tubuh sendiri, alangkah baiknya berhenti dulu mengonsumsi kafein, misalnya saja kopi ya, Kawan Puan.

Lantas apa dampak kafein terhadap kesehatan mental?

1. Kecemasan

Kafein adalah stimulan yang meningkatkan detak jantung, tekanan darah, serta hormon stres kortisol dan epinefrin.

Mengutip dari Healthline, orang yang sensitif terhadap kafein meski hanya sedikit saja, maka mereka pun akan gelisah dan cemas.

Sebagai catatan, mengonsumsi kafein memang dapat menyebabkan perasaan cemas, tapi menghentikannya juga dapat menyebabkan efek samping yang sama.

Kondisi tersebut pun membuat tubuh jadi ketergantungan secara mental dan fisiologis, sehingga timbul perasaan cemas.

Baca Juga: Selain Minum Kopi, Ini 5 Cara Sederhana untuk Meningkatkan Energi

Selain itu, jika kamu mengonsumsi sebagian besar kafein dalam bentuk soda atau kopi yang dimaniskan dengan gula, maka pengurangan gula yang tiba-tiba dapat membuat kecemasan pula.

2. Kesulitan Berkonsentrasi

Kawan Puan, kamu harus tahu kalau salah satu alasan utama orang mengonsumsi kafein dalam bentuk kopi, teh, dan minuman berenergi yakni karena membantu meningkatkan konsentrasi.

Minuman berkafein biasanya dikonsumsi sebelum tes, acara atletik, atau presentasi untuk meningkatkan fokus.

Konsentrasi dan fokus tersebut dihasilkan karena kafein meningkatkan kadar adrenalin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai bagian dari reaksi normal tubuh terhadap stres.

Tak hanya itu saja, kafein meningkatkan aktivitas neurotransmiter rangsang dopamin dan norepinefrin.

Kombinasi reaksi ini meningkatkan detak jantung, tekanan darah, serta merangsang otak, sehingga menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan peningkatan fokus.

Akan tetapi orang yang sudah terbiasa dengan kafein, kemudian ingin menghentikannya maka tubuh pun akan mengalami dampak negatifnya terutama pada konsentrasi.

Baca Juga: Mudah, Ikuti 3 Cara Sederhana Hilangkan Noda Kopi di Pakaian

Sebab, tubuh berjuang untuk terbiasa tanpa kafein, sehingga konsentrasi pun terganggu.

3. Suasana Hati Terganggu

Kafein itu dikenal berperan untuk meningkatkan suasana hati.

Kemampuannya untuk memblokir adenosin tidak hanya meningkatkan kewaspadaan tetapi juga telah ditemukan untuk memperbaiki suasana hati.

Sayangnya, efek stimulan kafein dapat menyebabkan perasaan sejahtera dan peningkatan energi, yang hilang ketika asupan kafein berakhir.

Karena hal tersebutlah suasana hati mungkin terganggu ketika seseorang memutuskan untuk berhenti mengonsumsi kafein.

Berhenti mengonsumsi kafein tidak hanya berdampak pada perburukan suasana hati saja, sebab kondisi ini juga membuat orang mengalami iritabilitas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang secara fisik atau psikologis bergantung pada kafein mungkin mengalami iritabilitas atau kemarahan saat berhenti mengonsumsi minuman berkafein.

Dampak kafein tersebut dipaparkan dalam studi Characterization of individuals seeking treatment for caffeine dependence.

Penelitian terhadap 94 orang dewasa yang kecanduan dengan kafeini ini mengungkap 89 persen orang merasa kesulitan mengurangi kafein.

Adanya pengurangan konsumsi kafein dapat membuat mereka lekas marah.

Dari ulasan di atas, dapat dipahami ya kalau kecanduan kafein dapat berdampak buruk bagi tubuh. 

Maka dari itu, alangkah baiknya konsumsi kafein secukupnya saja, jangan berlebihan ya, Kawan Puan supaya kamu tak mengalami dampak buruknya.

Baca Juga: Berikut 4 Hal yang Ternyata Menjadi Pemicu Anxiety, Apa Saja?

(*)



REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat