Parapuan.co - Ketika menggunakan wewangian, mungkin sebagian kita tak memerhatikan jenis dari parfum tersebut.
Asalkan bisa menghasilkan aroma wangi yang enak, kita akan langsung menggunakannya tanpa pikir panjang.
Padahal, wewangian ada beberapa jenis, yang memiliki keunggulannya masing-masing.
Adapun yang paling umum adalah Eau de parfum dan Eau de toilette. Lantas, apa perbedaan keduanya?
Konsentrasi Wewangian
Melansir dari Byrdie, perbedaan formula antara Eau de parfum dan Eau de toilette sebenarnya sederhana.
Menurut Pia Long, pembuat parfum dan salah satu pendiri Olfiction Limited, konsultan wewangian berbasis di Inggris, perbedaan kedua jenis wewangian tersebut bermuara pada klasifikasi yang dibuat oleh masing-masing brand.
Maksudnya, wewangian dibuat berdasarkan bagaimana parfum tersebut akan terasa, konsentrasi dan kedalaman wewangiannya.
"Umumnya, konsentrasi (minyak wangi) Eau de toilette adalah antara 8 persen dan 12 persen, sedangkan konsentrasi Eau de parfum antara 12 persen dan 18 persen. Meskipun konsentrasi EDT versus EDP dapat bervariasi," jelas Long.
Baca Juga: Review Parfum Buttonscarves, Eau de Parfum Lokal yang Tahan Seharian
Ia juga menambahkan bahwa penting untuk dipahami persentase minyak wangi dalam parfum bukanlah nilai kualitatif yang sederhana.
Analoginya, bukan berarti semakin banyak daun teh yang kita masukkan ke dalam teko akan membuat minuman teh itu terasa lebih baik.
"Tergantung pada jenis parfumnya, terkadang lebih sedikit lebih baik — dan terkadang konsentrasi yang lebih tinggi diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan," tambahnya.
Namun satu hal yang pasti adalah, berapapun angka spesifik yang dicantumkan dalam produk atau mereka, menurut Long, Eau de parfum akan selalu lebih terkonsentrasi daripada Eau de toilette.
Ketahanan Aroma
Karena Eau de parfum lebih terkonsentrasi daripada Eau de toilette, maka jenis wewangian tersebut juga akan menghasilkan wewangian yang lebih tahan lama dan aromatik.
Melansir dari PureWow, jika Eau de toilette bisa bertahan sekitar 3 hingga 5 jam, Eau de parfum bisa tetap tercium aromanya selama 5 hingga 8 jam.
Sementara dari segi umur simpan, EDP juga bisa bertahan hingga 5 tahun lebih lama dibandingkan EDT.
Hal ini dikarenakan Eau de toilette mempunyai persentase minyak wangi yang rendah, namun mengandung lebih banyak alkohol, dan akibatnya aroma menguap dari kulit lebih cepat.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Parfum Drugstore, Murah dan Wanginya Tahan Lama
Sementara Eau de parfum memiliki persentase minyak wangi yang tinggi dan sedikit alkohol, yang berarti akan meninggalkan aroma yang lebih kuat.
Perbedaan Aroma
Banyak orang mengira EDP dan EDT memiliki aroma yang sama, padahal menurut Pia Long, sangat tergantung dari brandnya.
"Dalam merek parfum klasik, misalnya, seringkali aromanya tidak sama; keduanya memiliki tema sentral yang sama, tetapi proporsi top notes, middle, dan base mungkin seimbang secara berbeda," katanya.
Ditambahkan juga olehnya bahwa terkadang brand akan menambahkan notes atau sentuhan yang berbeda untuk kedua jenis wewangian tersebut, untuk memberikan pembeda.
Sementara menurut Mary Wallace, direktur penjualan dan pemasaran di D.S. & DURGA, seringkali EDT terasa lebih ringan dan segar, sementara EDP lebih kaya aromanya dan tahan lama.
“Untuk dipakai siang hari atau ke kantor, Eau de toilette mungkin lebih nyaman dan sesuai, sedangkan Eau de parfum menawarkan aroma yang lebih mendalam, yang bisa menyenangkan dipakai untuk malam hari," kata Wallace.
Ia juga mengingatkan, pilihan jenis wewangian juga perlu mempertimbangkan suhu atau cuaca di hari atau momen saat akan dipakai.
Baca Juga: Berawal dari Kecintaannya pada Wewangian, Ini Kisah Nathasia Elsa Bangun Brand Hairess Home
"Dalam iklim lembap dan panas, Eau de toilette yang renyah mungkin lebih disukai, sementara di cuaca yang lebih dingin (saat hujan), Eau de parfum mungkin menawarkan lebih banyak kehangatan dan kedalaman," tambahnya lagi.
(*)