Mengingat tingginya nilai ulos bagi kehidupan, dibuatlah aturan adat yang mengawali akar filosofinya, disebut ritual Mangulosi atau memberikan ulos.
Mangulosi merupakan bentuk pemberian restu dan kasih sayang dari orangtua kepada anak-anaknya.
Dilansir dari Kompas.com, proses mangulosi biasanya menjadi salah satu bagian dari rangkaian upacara pernikahan adat Batak.
Sejarawan JJ Rizal menjelaskan, dalam sejarah suku Batak, ulos berperan sebagai “jembatan” bagi setiap marga untuk mengenal leluhurnya.
"Ulos itu sebenarnya, 'buku sejarah' dari orang Batak, ulos bisa menjelaskan dia itu siapa dan turun dari silsilah yang mana," kata JJ Rizal.
Lebih jauh, ulos juga bisa bermakna seperti lorong waktu dalam pernikahan.
Pasalnya, ulos yang disematkan juga membawa cerita, petuah, serta nilai-nilai dari leluhur yang kemudian diturunkan kepada penerimanya.
"(Ulos) menjadi simbol penerimaan sekaligus penurunan nilai-nilai. Jangan heran pas pernikahan adat Batak, ada puluhan ulos yang disematkan dari berbagai marga yang ada. Setiap suku di rumpun Batak pasti desainnya berbeda," ujar JJ Rizal.
Baca Juga: Rayakan Hari Ulos, Begini Sepak Terjang Kain Tenun Ulos di 2021
(*)