Parapuan.co - Kawan Puan, thrifting bisa menjadi salah satu peluang bisnis di bidang fesyen.
Salah satu jenis bisnis tersebut adalah luxury thrifting, yakni bisnis yang menjual barang-barang bermerek, salah satunya adalah Tinkerlust.
Tinkerlust sendiri merupakan salah satu marketplace yang menjual berbagai barang-barang fesyen, kosmetik, serta barang second dari luxury brand.
"Setiap hari kita bisa memproses sekitar 1.500 barang dan itu dari kosmetik, fashion lokal sampai luxury," ujar CEO dan Co-Founder Tinkerlust, Samira Shihab saat ditemui di kawasan MH. Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (22/9/2022).
Menurut Samira, luxury thrifting merupakan sebuah investasi, Kawan Puan.
Ia berujar, banyak barang-barang bermerek lebih awet dan tahan lama.
Tak hanya untuk dirinya, barang-barang bermerek juga bisa dipakai oleh anak-anaknya suatu saat nanti.
"Konsep luxury thrifting itu tentang siklus ekonomi,(serta) tentang dampak kepada lingkungan juga gimana caranya kita bisa meningkatkan pemakaian tas atau sepatu yang hanya digunakan sekali," ujar dia.
Penanganan Bisnis Luxury Thrifting
Baca Juga: 5 Cara Tepat Mencuci Baju Thrifting Agar Bersih dan Bebas Bau
Menjual barang-barang bermerek dengan kondisi yang sudah pernah digunakan oleh sang pemilik sebelumnya tentu membutuhkan trik khusus.
Karena itu, Kawan Puan yang ingin memulai bisnis luxury thrifting harus memikirkan tentang penyimpanan barang.
Dalam hal ini, marketplace Tinkerlust memiliki sebuah warehouse yang dikhususkan untuk barang-barang bermerek.
Barang-barang tersebut pun ditaruh di kotak dengan penanganan khusus.
"Yang dijaga banget AC misalnya. Warehousing setiap luxury brand itu harus ditaruh di kotak.
"Setiap keamanannya ada insurance," jelas pebisnis sekaligus founder komunitas bisnis perempuan Stellar Women itu.
Dari segi harga, Samira mengungkapkan bahwa bisnisnya memiliki algoritma yang dapat menentukan harga berdasarkan variabel-variabel barang tersebut.
Algoritma tersebut didasarkan pada database barang-barang yang dijual sehingga penentuannya sudah dapat dilakukan secara otomatis.
Baca Juga: Impor Baju Bekas Dilarang, Apa Dampaknya bagi Lingkungan dan Bisnis Thrifting di Masa Depan?
Samira menjelaskan, terdapat berbagai faktor-faktor yang memengaruhi penentuan harga.
Hal tersebut dilihat dari warna barang hingga kondisi sebuah barang.
"Kalau misalnya Zara, bajunya warna hitam itu sudah ada kisaran harga.
"Kalau Louis Vuitton yang keluarnya (tahun) 2000, terus style-nya, kondisinya, itu sudah keluar lewat algoritma kita," jelas Samira mencontohkan.
Bagi Kawan Puan yang ingin memulai bisnis luxury thrifting, Samira mengatakan bisa memulainya dari teman-teman di lingkungan terdekat.
"Mulai dari teman-teman sendiri aja sih. Kalau misalnya punya teman yang ada luxury bag atau butuh uang mulai aja dari Instagram sendiri," jelas dia.
"Atau nggak kalau misalnya mau ngumpulin barang-barang dari teman terus jualan dari Tinkerlust juga bisa. Bedanya Tinkerlust sama yang lain adalah kita kusus branded fashion jadinya audiensnya segmented," tandas Samira.
Nah, itu dia beberapa tips dan trik dalam bisnis luxury thrifting yang bisa coba diterapkan.
Apakah Kawan Puan tertarik untuk menjalani bisnis luxury thrifting?
Baca Juga: Hemat Budget, Intip 5 Rekomendasi Online Thrifting Murah Tapi Modis
(*)