Selain itu, terbitnya ORI juga merupakan bentuk perlawanan pada Jepang dan Belanda.
Meskipun dibuat dengan desain dan bahan sederhana, ORI membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Saat itu ORI diedarkan ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk daerah yang masih dikuasai Belanda.
Rakyat pun lebih memilih menggunakan ORI dalam bertransaksi.
Saat awal kemerdekaan, percetakan ORI sempat dicetak di Yogyakarta ketika terjadi perpindahan ibukota pada 1946-1948.
Karena itu, nominal ORI nominal Rp25,- tahun 1947 tertulis Kota Djokjakarta yang mengacu pada kota tempat pencetakan uang dan tanggal penerbitan uang.
Munculnya ORIDA
Sulitnya peredaran ORI ke wilayah tertentu mendorong dikeluarkannya inisiatif ORI Daerah atau ORIDA oleh pemerintah daerah.
ORIDA sendiri berlaku terbatas dan bersifat sementara. Meskipun kemunculannya sebenarnya kurang pas bagi Indonesia sebagai kesatuan fiskal, namun situasi yang tidak ideal pada saat itu membuat Pemerintah Pusat menyetujui terbitnya beberapa ORIDA.
Baca Juga: Sambut Hari Keuangan Nasional, Ini 5 Peluang Karier di Bidang Keuangan dengan Gaji Tinggi