Sejarah Hari Keuangan Nasional, Upaya Mengingat Mata Uang Pertama di Indonesia

Firdhayanti - Minggu, 30 Oktober 2022
Hari Keuangan Nasional setiap 30 Oktober.
Hari Keuangan Nasional setiap 30 Oktober. airdone

Parapuan.co - Tanggal 30 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Oeang Republik Indonesia

Diadakannya Hari Oeang Republik Indonesia bertujuan untuk memperingati terbitnya mata uang pertama Republik Indonesia.

Dalam laman resmi Kemenkeu, Keputusan Menteri Keuangan tanggal 29 Oktober 1946 menetapkan bahwa Oeang Republik Indonesia (ORI) telah berlaku secara sah pada tanggal 30 Oktober 1946. 

ORI sendiri merupakan alat pembayaran Indonesia sebelum Rupiah hadir. 

Berdasarkan sejarahnya, meskipun disahkan pada bulan Oktober, tanggal emisi ORI tertulis pada 17 Agustus 1945 Kawan Puan.

Hal ini disebabkan karena adanya waktu panjang dalam proses pembuatan hingga peredarannya. 

Di saat pembuatannya, peredaran ORI juga dipengaruhi akibat kedatangan Belanda yang mencoba menguasai Indonesia kembali melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda. 

Saat itu, NICA turut mengeluarkan mata uangnya pada 6 Maret 1946 untuk menandingi ORI yang mengakibatkan pertambahan inflasi dan melanggar kedaulatan Indonesia.

Sebagai identitas dan bentuk kedaulatan ekonomi, ORI diterbitkan untuk menyehatkan perekonomian Indonesia. 

Baca Juga: Jelang Hari Keuangan Nasional, Begini 7 Cara Tepat Mengelola Keuangan Bisnis

Selain itu, terbitnya ORI juga merupakan bentuk perlawanan pada Jepang dan Belanda. 

Meskipun dibuat dengan desain dan bahan sederhana, ORI membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan. 

Saat itu ORI diedarkan ke berbagai wilayah Indonesia, termasuk daerah yang masih dikuasai Belanda. 

Rakyat pun lebih memilih menggunakan ORI dalam bertransaksi.

Saat awal kemerdekaan, percetakan ORI sempat dicetak di Yogyakarta ketika terjadi perpindahan ibukota pada 1946-1948. 

Karena itu, nominal ORI nominal Rp25,- tahun 1947 tertulis Kota Djokjakarta yang mengacu pada kota tempat pencetakan uang dan tanggal penerbitan uang.

Munculnya ORIDA 

Sulitnya peredaran ORI ke wilayah tertentu mendorong dikeluarkannya inisiatif ORI Daerah atau ORIDA oleh pemerintah daerah. 

ORIDA sendiri berlaku terbatas dan bersifat sementara. Meskipun kemunculannya sebenarnya kurang pas bagi Indonesia sebagai kesatuan fiskal, namun situasi yang tidak ideal pada saat itu membuat Pemerintah Pusat menyetujui terbitnya beberapa ORIDA.

Baca Juga: Sambut Hari Keuangan Nasional, Ini 5 Peluang Karier di Bidang Keuangan dengan Gaji Tinggi

Dikeluarkannya ORIDA juga bertujuan untuk mencegah masyarakat agar tidak menggunakan mata uang terbitan Belanda dan Jepang. 

Beberapa ORIDA saat itu ORIPSU di Sumatera Utara, ORITA di Tapanuli, ORIDABS di Banten, ORIBA di Banda Aceh, dan beberapa ORIDA lain.

Adapun ORIDA pertama yang hadir di Indonesia pertama kali adalah ORIPS (Oeang Republik Indonesia Provinsi Sumatera) dengan emisi pertama tertanggal 11 April 1947.

Kehadiran Rupiah 

Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949 menghasilkan terbentuknya negara federal Republik Indonesia Serikat (RIS). 

Hal ini berpengaruh pada peredaran uang di Indonesia, Kawan Puan. 

Agar seluruh wilayah Republik Indonesia memiliki mata uang yang seragam, maka pada tanggal 1 Januari 1950 Menteri Keuangan Sjafruddin Prawiranegara mengumumkan bahwa alat pembayaran yang sah adalah uang federal.

Mulai 27 Maret 1950 dilakukan penukaran ORI dan ORIDA dengan uang baru yang diterbitkan dan diedarkan oleh De Javasche Bank (sekarang Bank Indonesia). 

Namun, masa peredaran mata uang RIS juga tidak berlangsung lama sehubungan dengan masa pemerintahan RIS yang singkat.

Baca Juga: Kelola Uang dengan Baik, 6 Hal Ini Bisa Mencegah Terjadinya Stres Finansial

Pada 17 Agustus 1950 Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk kembali.

Nah, itu tadi sejarah oeang Republik Indonesia, Kawan Puan! 

(*)

Sumber: kemenkeu
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja