Mengenal Antibodi Monoklonal, Perlindungan Kelompok Rentan di Masa Covid-19

Maharani Kusuma Daruwati - Jumat, 25 November 2022
Vaksinasi tak hanya proteksi untuk diri sendiri tapi juga bagi kelompok rentan yang enggak bisa menerima vaksinasi.
Vaksinasi tak hanya proteksi untuk diri sendiri tapi juga bagi kelompok rentan yang enggak bisa menerima vaksinasi. Freepik

Parapuan.co - Kasus Covid-19 di Indonesia belakangan dikabarkan kembali meningkat.

Meski sudah mulai melonggar, kita saat ini masih berada di masa pandemi Covid-19.

Tiga tahun sudah kita berjibaku menghadapi virus corona yang menyerang banyak orang di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. 

Setelah tiga tahun pandemi Covid-19 berlangsung, masalah
Covid-19 belum sepenuhnya selesai, karena masih ada kelompok masyarakat yang membutuhkan perlindungan tambahan yaitu kelompok rentan yang berisiko lebih tinggi
terkena Covid-19 parah.

Kelompok rentan adalah mereka yang memiliki sistem imun yang lemah sehingga mereka memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi dibanding populasi sehat.

Gangguan pada sistem imun dapat menyebabkan peningkatan beban penyakit dari Covid-19 pada kelompok ini.

Juga terdapat perbedaan respons vaksinasi kelompok rentan dan populasi sehat atau imunokompeten.

Pada populasi sehat efektivitas vaksin Covid-19 terhadap kejadian rawat inap terlihat lebih baik dan stabil dari waktu ke waktu.

Sementara pada populasi kelompok rentan, secara umum terlihat efektifivitasnya lebih rendah dibandingkan populasi sehat.

Baca Juga: Wanita Karier Rentan Alami Anemia Gizi, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Di atas bulan ke-7 setelah vaksinasi, efektivitas vaksin pada populasi ini ditemukan kurang dari 70%.

Bahkan setelah diberikan vaksin dosis ke-3, efektivitasnya tidak bisa menyamai populasi sehat.

Sehingga, mereka 3 kali lebih berisiko dirawat inap dan berisiko membutuhkan perawatan yang lebih intensif di ICU.

Selain itu, kemungkinan kematian pada populasi ini juga jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 2 kali lipat.

Kelompok rentan ini memiliki risiko untuk terus menerus terinfeksi oleh virus Covid-19 dalam waktu yang lama.

Replikasi virus yang terus menerus dan berkelanjutan ini dapat menyebabkan terjadi mutasi pada virus COVID-19 tersebut.

Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM., Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia
(PERALMUNI), dalam acara Webinar “Pentingnya Perlindungan Khusus Pada Kelompok Rentan di Era Pandemi COVID-19” pada Kamis (24/11/2022), menjelaskan terkait pentingnya perlindungan pada kelompok rentan.

“Sistem prokes dan vaksinasi booster adalah 2 garda utama yang dapat melindungi individu dari infeksi Covid-19, namun untuk kelompok rentan dikarenakan kondisi mereka, mereka memerlukan modalitas atau opsi lain seperti terapi imunisasi pasif dengan antibodi monoklonal,” terangnya.

Baca Juga: Perlukah Penyintas Covid-19 Dapat Vaksin Booster? Ini Kata Dokter

WEBINAR “Pentingnya Perlindungan Khusus Pada Kelompok Rentan di Era Pandemi COVID-19”, Kamis, 24 November 2022.
WEBINAR “Pentingnya Perlindungan Khusus Pada Kelompok Rentan di Era Pandemi COVID-19”, Kamis, 24 November 2022. PARAPUAN/Maharani Kusuma Daruwati

Berdasarkan definisi dari CDC, kelompok rentan merupakan mereka yang mengalami kondisi salah satunya yakni pasien kanker yang menerima pengobatan kanker secara aktif baik untuk tumor padat maupun kanker darah, pasien yang menerima transplantasi organ dan mengkonsumsi obat immunosupresan yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

Mereka dengan kondisi imunodefisiensi primer sedang atau berat, pasien HIV kondisi lanjut yang tidak terkontrol/tidak diobati dan mereka dengan pengobatan aktif kortikosteroid dosis tinggi atau obat-obat lain yang dapat menekan respon imun.

Berdasarkan data GISAID, Virus SARS-Cov-2 Omicron BA.5 sejauh ini merupakan jenis varian yang mendominasi di Indonesia.

Hal ini memperlihatkan bahwa, kasus aktif Covid-19
masih ada, dan perlunya untuk masyarakat tetap berhati-hati, tetap waspada, khususnya pada kelompok rentan.

Untuk terlindungi dari Covid-19, selain menggunakan vaksin yang secara aktif dapat merangsang sistem imun untuk pembentukan antibodi, pada populasi tertentu, terdapat terapi imunisasi pasif seperti antibodi monoklonal yang mungkin dapat menjadi salah satu opsi bagi Kelompok tersebut untuk mendapatkan proteksi khusus terhadap Covid-19.

Antibodi Monoklonal (mAbs) merupakan suatu protein yang dibuat di Laboratorium yang bertindak seperti antibodi manusia pada umumnya dalam sistem kekebalan tubuh.

Antibodi Monoklonal (mAbs) Anti-SARS-COV-2 yang menargetkan Spike Protein Virus Covid-19 menunjukkan manfaat klinis sebagai pencegahan (Pre-exposure Prohylaxis/PrEP) untuk Infeksi SARS-CoV-2.

Antibodi Monoklonal mengikat S protein dari Virus Covid-19, sehingga mencegah virus untuk masuk ke dalam sel tubuh lainnya.

 Baca Juga: Mengenal Imunokompromais, Kelompok Rentan yang Jadi Prioritas Vaksin Booster

(*)

 



REKOMENDASI HARI INI

4 Momen Memukau di Konser Isyana, Dari Duet hingga Kehangatan Keluarga