Bahkan di masyarakar Romawi Kuno, perempuan yang mengenakan tindik berarti merupakan anggota grup yang tidak diakui.
Pada masa tersebut, para budak baik perempuan maupun laki-laki diwajibkan mengenakan paling tidak satu tindik berupa anting.
Tindik Digunakan untuk Menarik Lawan Jenis
Pada abad ke-17, para laki-laki mematut diri dan berdandan untuk bisa lebih menarik perhatian calon istri.
Salah satu cara mereka terlihat menonjol dan berbeda adalah dengan menggunakan tindik di bagian telinga.
Di masyarakat Eropa sendiri, biasanya laki-laki muda yang memasuki usia menikah akan mengenakan anting berlian atau batuan mulia lainnya.
Nipple Piercing di Abad 19
Kawan Puan, beberapa sejawaran menerangkan bahwa ada tren menindik puting payudara pada abad ke-19.
Tindik di arena putting payudara tersebut dilakukan oleh masyarakat Paris, yang dikenal sebagai anneaux de sein.
Baca Juga: Hati-Hati! Tren Piercing Viral di TikTok Ini Berisiko Sebarkan Hepatitis
Bahkan di masa tersebut, pihak medis menyarankan untuk menindik puting untuk mengurangi sakit akibat menyusui.
Piercing di Abad 19
Tindik di abad ke-19 populer dengan memasang logan berbentuk lingkaran pada telinga maupun septum hidung.
Hal tersebut dipopulerkan oleh Polaire, seorang penyanyi yang juga dikenal sebagai peremuan pemilik pinggang terkecil di dunia.
Pada tahun 1902, ia memasang tindik di bagian hidungnya dan mulai dikenal banyak orang setelah melakukan tur dunia.
Dari sana, kemudian berkembanglah tren memasang tindik di berbagai bagian tubuh untuk bisa tampil lebih keren dan flamboyan.
Kawan Puan, itulah sejarah panjang piercing atau tindik. Ternyata tren satu ini sempat menjadi penanda status sosial di masyarakat.
Jadi, apakah Kawan Puan tertarik memasang tindik di salah satu bagian tubuhmu?
Baca Juga: Sebelum Pakai, Ketahui Dulu Fakta Tren Forward Helix Piercing Ini Yuk
(*)