Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Sebagai guru besar yang mendalami masalah ekonomi dan demografi, soal prestasi antar gender tak luput dari perhatiannya.
Sebab hal itu menyangkut pencapaian kesejahteraan, saat kelak para peserta perkuliahan itu membentuk keluarga.
Profesor Mayling Oey melakukan penyelidikan. Dia mewawancarai mahasiswa dan mahasiswinya.
Pertanyaannnya menyangkut banyak hal, mulai cara belajar, jumlah jam belajar, pola belajar, pencapaian yang hendak diraih saat masa pendidikannya berakhir, hingga kecukupan gizi para peserta perkuliahan.
Hasil yang diperoleh Prof. Mayling mengagetkan.
Menurunnya prestasi yang terindikasi dari capaian IP di setiap akhir tahun ajaran, ternyata merupakan kesengajaan.
Ini bagian dari taktik! Para mahasiswi sengaja menurunkan IP yang diraihnya, dengan berbagai cara.
Menjawab ujian, namun bukan dengan jawaban yang terbaik; terlambat mengumpulkan tugas, sehingga terjadi pengurangan nilai oleh dosen pengampu; bahkan mengurangi keaktifan di kelas, melancarkan sikap pasif.
Yang ketika seluruh tindakan itu diakumulasi sebagai nilai, hasilnya turun. IP yang diraih mahasiswi bahkan bisa lebih rendah dari para mahasiswa.