Menurutnya, emosi manusia tidak bisa dihilangkan. Maksudnya jika kita sedih, kita tidak masalah memperlihatkan kesedihan kita.
Tidak masalah jika kita sedih atau marah karena hal tersebut wajar. Justru kalau kita tidak menunjukan emosi, maka kekosongan mungkin akan terjadi.
"Manusia seperti lemari dengan laci emosi. Laci emosi tidak bisa dihilangkan, jika hilang justru kekosongan mungkin terjadi," ungkap Rizky.
Kedua, memberi ruang bagi emosi untuk bisa diekspresikan dengan tepat, salah satunya menulis apa yang dirasakan.
Terkait emotional healing, Sari W Pramono, BA selaku Ketua DPW PUAN DKI Jakarta juga mengakui bahwa hal tersebut penting.
Sebagai ibu pekerja, ia tak mau datang ke kantor dalam keadaan emotional suffering, oleh karena itu ia akan melakukan emotional healing terlebih dahulu.
"Pertimbangan dan pengambilan keputusan saya kurang tajam jika dalam kondisi yang tidak stabil. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk half day off, one day off, atau bisa beberapa hari," ujarnya.
Untuk mengatasi stresnya, Sari suka membuat kerajinan tangan seperti pengait masker. Bahkan, Sari juga suka merajut lho, Kawan Puan.
"Terpenting jangan berlari terlalu cepat karena kita bisa menyesali keputusan yang kita buat," ujar Sari.
Baca Juga: Kenali Gejala Gangguan Afektif Musiman, Depresi yang Menyerang di Musim Tertentu