Parapuan.co - Sebagian besar dari kita mungkin menganggap bahwa emosi berkaitan erat dengan marah.
Padahal, emosi sebenarnya tidak hanya marah lho, Kawan Puan.
Emosi merupakan perasan yang dirasakan oleh seseorang, oleh karena itu emosi termasuk sedih hingga bahagia.
Terkait emosi, Psikolog Rizky Febri Arum Pristanti, M.Psi menjelaskannya dalam acara 'Ruang PeremPUAN Chapter 1: Menjadi Ibu yang Sehat Mental dan Sehat Finansial' pada 20 Desember 2022.
Menurutnya, manusia mungkin mengalami emotional suffering yang bisa menyebabkan depresi.
Rizky menegaskan bahwa manusia yang mengalami depresi bukan karena tidak beriman. Seringnya, manusia tidak bisa menunjukan emosi yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, emotional healing harus dilakukan. Emotional healing merupakan proses penyembuhan yang bermanfaat bagi kondisi psikologis kita.
Ada dua kunci emotional healing yang sering terlewatkan. Menurut Rizky, ini dua kunci emotional healing:
Pertama, kita harus menyadari, mengenali, dan mengakui setiap emosi yang hadir.
Baca Juga: Pernah Dirawat di RSJ, Ini Perjalanan Berliku Yovania Asyifa Jami dalam Menerima Diri
Menurutnya, emosi manusia tidak bisa dihilangkan. Maksudnya jika kita sedih, kita tidak masalah memperlihatkan kesedihan kita.
Tidak masalah jika kita sedih atau marah karena hal tersebut wajar. Justru kalau kita tidak menunjukan emosi, maka kekosongan mungkin akan terjadi.
"Manusia seperti lemari dengan laci emosi. Laci emosi tidak bisa dihilangkan, jika hilang justru kekosongan mungkin terjadi," ungkap Rizky.
Kedua, memberi ruang bagi emosi untuk bisa diekspresikan dengan tepat, salah satunya menulis apa yang dirasakan.
Terkait emotional healing, Sari W Pramono, BA selaku Ketua DPW PUAN DKI Jakarta juga mengakui bahwa hal tersebut penting.
Sebagai ibu pekerja, ia tak mau datang ke kantor dalam keadaan emotional suffering, oleh karena itu ia akan melakukan emotional healing terlebih dahulu.
"Pertimbangan dan pengambilan keputusan saya kurang tajam jika dalam kondisi yang tidak stabil. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk half day off, one day off, atau bisa beberapa hari," ujarnya.
Untuk mengatasi stresnya, Sari suka membuat kerajinan tangan seperti pengait masker. Bahkan, Sari juga suka merajut lho, Kawan Puan.
"Terpenting jangan berlari terlalu cepat karena kita bisa menyesali keputusan yang kita buat," ujar Sari.
Baca Juga: Kenali Gejala Gangguan Afektif Musiman, Depresi yang Menyerang di Musim Tertentu
Rista Zwestika, S.Sos., CFP selaku perencana keuangan juga menyebut bahwa emotional healing merupakan penyembuhan, tentunya berbeda dengan liburan.
"Proses healing tidak serta-merta liburan yang menghabiskan uang, apakah masalah selesai? Justru biasanya masalah bertambah karena tagihan kartu kredit bertambah," ujar Rista.
Bagaimana cara tetap bisa liburan agar kantong tak bocor?
Menurut Rista, kita harus paham kondisi keuangan kita saat ini. Kita berada di posisi mana soal urusan keuangan.
"Kita punya pendapatan berapa, sumbernya dari mana, dan rutin atau tidak. Kemudian, tulis pengeluaran. Jadi hitung pemasukan dan pengeluaran," ujar Rista.
Sebagai contoh kita akan berlibur ke Bali, maka rencanakan dahulu kapan akan berangkat. Tulis segala pengeluaran di Bali dengan rinci,
Contoh kita akan menghabiskan Rp5 juta dan kita berangkat dalam waktu 2 bulan. Maka, kita harus menabung minimal Rp2,5 juta per bulan.
Baca Juga: Apa Itu Mommy Burnout? Dokter dan Psikolog Ungkap Cara Mengatasinya
"Perencanaan harus dilakukan. Kalau kurang, gunakan value yang ada dalam diri kita untuk menambah pemasukan.
Kunci merencakan keuangan adalah menambah pendapatan dan mengurangi pengeluaran," pungkas Rista.
(*)