Baca Juga: Libur Tahun Baru, Ini 5 Rekomendasi Aplikasi Rental Mobil untuk Perjalanan Jauh
"Tapi kita juga tahu dari kecelakaan dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi bahwa perempuan memiliki risiko cedera parah yang lebih tinggi sebagai pengemudi dalam benturan frontal," jelasnya.
Selain itu, menurut Linder perempuan juga lebih banyak mengalami cedera pada tulang belakang dan pinggul.
"Berbagai jenis cedera lebih sering terjadi pada perempuan daripada pria. Perempuan memiliki lebih banyak cedera pada tulang belakang dan pinggul, yang sangat masuk akal karena perempuan memiliki pinggul yang lebih lebar, panggul yang lebih lebar, dan mereka duduk lebih dekat ke roda kemudi untuk sampai ke roda kemudi dan ke pedal," imbuhnya.
Kebutuhan Boneka Perempuan
Selama bertahun-tahun, banyak laporan menyoroti bagaimana wanita berisiko lebih tinggi untuk terbunuh atau terluka dalam kecelakaan mobil.
Terlepas dari bukti bahwa tubuh perempuan bereaksi berbeda terhadap tabrakan mobil daripada pria, dummy standar yang digunakan dalam uji tabrak sampai saat ini adalah salah satu yang dimodelkan pada proporsi rata-rata tubuh pria.
Sebuah studi tahun 2019 oleh University of Virginia menemukan bahwa perempuan yang mengenakan sabuk pengaman 73 persen lebih mungkin menderita cedera serius dalam kecelakaan mobil frontal dibandingkan dengan pria yang mengenakan sabuk pengaman.
Mengutip dari Firstpost, data dari Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) di AS menunjukkan bahwa pengemudi perempuan, atau penumpang depan berikat pinggang, 17 persen lebih mungkin meninggal dalam kecelakaan mobil daripada pria.
Data pemerintah AS juga mengungkapkan bahwa seorang perempuan tiga kali lebih mungkin menderita cedera whiplash pada benturan belakang dibandingkan dengan pria.
Sementara whiplash, pada kebanyakan kasus tidak menyebabkan kematian, itu dapat menyebabkan cacat fisik, yang beberapa di antaranya dapat bersifat permanen.
Maria Weston Kuhn, yang bergabung dengan Koalisi Pemuda Global PBB untuk Keselamatan Jalan setelah kecelakaan mobil, menunjukkan bahwa sabuk pengaman dirancang untuk menghentikan momentum maju seorang pria dengan menahan tulang pinggulnya yang kaku.
"Bagi saya, tidak. Itu meluncur di atas pinggul saya, menjepit usus saya ke tulang belakang saya dan memecahkannya," ungkapnya.
Data dan testimonial dari pengemudi perempuan inilah yang mendorong Astrid Linder untuk membuat boneka tersebut.
“Kami tahu dari statistik cedera bahwa jika kami melihat dampak keparahan yang rendah, perempuan berisiko lebih tinggi. Jadi, untuk memastikan bahwa kamu mengidentifikasi kursi yang memiliki perlindungan terbaik untuk kedua bagian populasi, kami pasti perlu mewakili bagian populasi dengan risiko tertinggi," jelas Linder.
(*)