Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Parapuan.co - “Tidak ada topik itu adalah topik”. Seandainya lazim, pada ungkapan pembuka ini, akan saya cantumkan emoticon senyum lebar.
Hari ini saat saya mulai menulis, tak mudah menemukan topik seperti biasanya. Sebagai orang yang punya kebiasaan mengungkapkan isi pikiran lewat tulisan, anomali ini mendatangkan rasa tak nyaman.
Apakah tak munculnya ide memang karena tak ada topik yang patut dibagikan? Atau sekedar malas memikirkannya? Inikah yang disebut mental block? Atau persediaan pengetahuan saya sudah tak cukup?
Ternyata, tak ada topik adalah mitos. Dan yang terjadi hari ini, mitos untuk menutupi rasa malas.
Dalam jenis mitos seperti ini, lazimnya diikuti penggunaan istilah yang canggih. Misalnya mental block atau insufficient capability, juga istilah lain yang tak mudah dimengerti.
Ini agar tak muncul pertanyaan lebih lanjut. Namun seluruhnya bertujuan agar dunia tahu telah terjadi persoalan besar yang menyebabkan terlambatnya tulisan minggu ini.
Padahal yang benar, hanya nyaris kalah dari rasa malas. Setelah malas itu kalah, ide tulisan kembali mengalir lancar.
Tak punya topik adalah topiknya. Di akhir kalimat, nampaknya harus ditutup dengan emoticon tertawa lebar.
Baca Juga: Mitos dan Aspek Struktural: Kesenjangan Gender dari Hulu hingga Hilir
Mitos kerap hadir dalam bentuk cerita rakyat atau penjelasan yang melampaui panjangnya zaman.