Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Yang jadi sasaran perempuan, yang memerankan iklannya perempuan. Nampak masuk akal, tapi benarkah demikian?
Dalam telaah biologis, jumlah sel darah merah, sel darah putih, volume paru-paru dalam menampung oksigen, maupun banyak fungsi tubuh lainnya, kapasitas organ tubuh laki-laki lebih unggul dibanding perempuan.
Ini kenyataan alamiah. Artinya, organ penanggungjawab pasokan energi laki-laki punya kemampuan lebih tinggi.
Maka ketika perempuan sama aktifnya dengan laki-laki, sementara kapasitas pasokan energinya lebih rendah, yang terjadi adalah pemaksaan organ tubuh perempuan.
Dalam jangka waktu tertentu, ini menimbulkan persoalan kesehatan bagi perempuan. Sampai sini, masih nampak masuk akal.
Namun dalam realitasnya, penggunaan tubuh perempuan tak pernah persis sama dengan laki-laki.
Jumlah waktu penggunaannya acak, jenis akitvitas yang dilakukan tak standar. Seluruhnya bisa sangat berbeda.
Di satu jenis pekerjaan, penggunaan tubuh lebih berat. Namun pada jenis yang lain, penggunannya lebih ringan. Itu lazim terjadi pada perempuan maupun laki-laki.
Maka itu artinya, jika kapasistas organ tubuh dikaitkan dengan ancaman kesehatan, tubuh perempuan sama rentannya dengan tubuh laki-laki.
Baca Juga: 3 Mitos Soal Kehidupan Pernikahan yang Masih Banyak Dipercaya Orang