Seiring bertambahnya usia dan saat sel membelah serta bereplikasi, telomere tersebut memendek.
Mengingat bahwa ada produksi sel hiper selama kehamilan, masuk akal jika telomere tersebut akan memendek dan kita tampak menua secara dramatis.
"Selama kehamilan, lebih banyak sel perlu diproduksi untuk membawa dan memelihara janin, seperti sel darah merah, sel plasenta," kata Dr. Kim Langdon, seorang pensiunan dokter kandungan yang berbasis di Ohio.
"Selain itu, sel-sel di semua organ seperti jantung dan rahim membesar. Ini dikenal sebagai hipertrofi dan ketika sel mengalami hipotrofi, telomere mereka memendek," tambah Dr. Kim.
Sementara itu, usia epigenetik mulai menanjak adalah perkiraan usia biologis seseorang berdasarkan perubahan DNA. Hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti racun dan stres.
Secara tidak langsung, kehamilan memang memberi banyak tekanan pada tubuh.
Perlu diketahui pula bahwa selama kehamilan volume darah meningkat 50 persen seperti halnya curah jantung yang membuat jantung tegang.
Tak hanya itu saja, fungsi ginjal juga meningkat dan kapasitas paru-paru berkurang. Hal ini mungkin menyebabkan sesak napas.
Menurut Dr. Kim, perlu diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Sebab, ia menyatakan belum tahu apakah penelitian tersebut bersifat permanen atau tidak.
"Lebih banyak studi longitudinal perlu dilakukan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk melihat apakah ini dapat dibalik atau apakah itu benar-benar dapat memprediksi kapan akan mati," pungkas Dr. Kim.
Baca Juga: 4 Bahan Kimia di Produk Kosmetik yang Bahaya bagi Ibu Hamil dan Menyusui
(*)