Parapuan.co - Belakangan, influencer sekaligus Youtuber Gita Savitri Devi (Gitasav) mendapat banyak kecaman dari warganet.
Hal ini bermula dari komentar netizen di akun Instagram @gitasav mengenai wajahnya yang masih muda dan dijawab bahwa tidak memiliki anak merupakan anti aging alami.
"Tidak memiliki anak adalah anti aging alami. Kamu bisa tidur 8 jam setiap hari, tidak stress dan mendengar anak-anak berteriak. Dan ketika muncul kerutan, kamu punya uang untuk membayar botox," tulis Gita Savitri.
Pernyataan Gitasav membuat netizen berkesimpulan bahwa memiliki buah hati justru membuat kita lekas tua. Lantas benarkah hal tersebut?
Dilansir dari Healthline, peneliti Universitas Northwestern melakukan penelitian tentang apakah memiliki anak dapat mempercepat proses penuaan.
Studi Reproduction predicts shorter telomeres and epigenetic age acceleration among young adult women memang menemukan bahwa setiap kehamilan dapat membuat sel ibu menua hingga dua tahun.
Para peneliti mempelajari 821 perempuan di Filipina berusia antara 20 dan 22 tahun dengan berbagai riwayat reproduksi.
Peneliti memeriksa dua penanda penuaan sel secara terpisah yakni panjang telomer dan usia epigenetik untuk mengukur jumlah kehamilan yang dibutuhkan tubuh.
Baca Juga: Apakah Kanker Payudara pada Ibu Hamil Bisa Sembuh? Simak Penjelasan Dokter
"Panjang telomer dan usia epigenetik adalah penanda seluler yang secara independen memprediksi kematian, dan keduanya tampak 'lebih tua' pada perempuan yang memiliki lebih banyak kehamilan dalam riwayat reproduksinya," ujar Calen Ryan, penulis utama studi dan mahasiswa doktoral dalam antropologi biologi di Northwestern.
"Bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor lain yang memengaruhi penuaan sel, jumlah kehamilan masih menjadi yang teratas," lanjutnya.
Para peneliti terkejut dari hasil penelitian bahwa ternyata, penuaan sel meningkat antara enam bulan dan dua tahun untuk setiap kehamilan tambahan.
Sementara itu, perempuan yang sedang hamil memiliki sel yang tampak jauh lebih muda dari perkiraan usia biologisnya.
"Ini adalah situasi yang menarik di mana kehamilan membuat seseorang terlihat 'muda' untuk sementara, tetapi tampaknya ada hubungan kumulatif yang langgeng antara jumlah kehamilan dan usia biologis yang lebih cepat," kata Christopher Kuzawa, PhD, penulis senior studi dan seorang profesor antropologi di Northwestern University.
Panjang Telomere Memendek dan Usia Epigenetik Bertambah
Telomere merupakan bentangan DNA di ujung kromosom yang melindungi DNA kita dan memungkinkan sel membelah.
Telomere yang panjang dikaitkan dengan umur yang lama dan kesehatan lebih baik.
Baca Juga: Hubungan Suami Istri di Trimester Pertama Kehamilan, Bolehkah?
Seiring bertambahnya usia dan saat sel membelah serta bereplikasi, telomere tersebut memendek.
Mengingat bahwa ada produksi sel hiper selama kehamilan, masuk akal jika telomere tersebut akan memendek dan kita tampak menua secara dramatis.
"Selama kehamilan, lebih banyak sel perlu diproduksi untuk membawa dan memelihara janin, seperti sel darah merah, sel plasenta," kata Dr. Kim Langdon, seorang pensiunan dokter kandungan yang berbasis di Ohio.
"Selain itu, sel-sel di semua organ seperti jantung dan rahim membesar. Ini dikenal sebagai hipertrofi dan ketika sel mengalami hipotrofi, telomere mereka memendek," tambah Dr. Kim.
Sementara itu, usia epigenetik mulai menanjak adalah perkiraan usia biologis seseorang berdasarkan perubahan DNA. Hal tersebut disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti racun dan stres.
Secara tidak langsung, kehamilan memang memberi banyak tekanan pada tubuh.
Perlu diketahui pula bahwa selama kehamilan volume darah meningkat 50 persen seperti halnya curah jantung yang membuat jantung tegang.
Tak hanya itu saja, fungsi ginjal juga meningkat dan kapasitas paru-paru berkurang. Hal ini mungkin menyebabkan sesak napas.
Menurut Dr. Kim, perlu diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini. Sebab, ia menyatakan belum tahu apakah penelitian tersebut bersifat permanen atau tidak.
"Lebih banyak studi longitudinal perlu dilakukan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, untuk melihat apakah ini dapat dibalik atau apakah itu benar-benar dapat memprediksi kapan akan mati," pungkas Dr. Kim.
Baca Juga: 4 Bahan Kimia di Produk Kosmetik yang Bahaya bagi Ibu Hamil dan Menyusui
(*)