Penelitian menunjukkan bahwa perpisahan yang terjadi setelah pengalaman keguguran disebabkan karena kesedihan adalah hal rumit.
Jika peristiwa tersebut pertama kali menimpa pasangan, masing-masing akan kembali belajar tentang diri sendiri satu sama lain di saat yang bersamaan.
Belum lagi melihat fakta bahwa sebagian orang mengasingkan dirinya dari siapa pun, termasuk pasangan untuk bisa mengatasi kesedihan.
Sebagian lainnya bertanya-tanya di dalam pikirannya sendiri tentang rasa bersalah setelah kehilangan janin calon buah hati.
Sebuah studi pada 2003 menemukan bahwa 32 persen perempuan merasa interpersonal jauh dari pasangannya satu tahun setelah keguguran.
Sementara itu, 39 persen lainnya merasa jauh secara seksual dari pasangan mereka.
Melihat presentase tadi, kamu mungkin sudah paham bahwa begitu banyak hubungan yang berakhir setelah adanya keguguran.
Mengantisipasi Perpisahan
Walau secara statistik perpisahan setelah keguguran terjadi sangat tinggi, tetapi pada dasarnya pasangan belum pasti berpisah.
Baca Juga: Selain Menangis, Ini Tanda-Tanda Anak Balita Alami Separation Anxiety