Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu mengalami, pernah melihat, atau mengenal seseorang yang mengakui orang tertentu sebagai kekasihnya?
Atau, kamu menyaksikan dari drama Korea berjudul Link: Eat, Love, Kill yang dibintangi Moon Ga Young yang juga menyinggung tentang delusi semacam itu?
Di drakor Link: Eat, Love, Kill, dikisahkan ada seorang laki-laki yang menyukai Moon Ga Young dan menganggap Moon Ga Young sebagai kekasihnya, padahal tidak.
Lelaki tersebut mengalami delusi cinta yang disebut dengan erotomania. Sudah pernah mendengar istilah ini?
Kalau belum, ketahui serba-serbi mengenai apa itu erotomania sebagaimana dikutip dari Medical News Today berikut!
Apa Itu Erotomania?
Erotomania merupakan kondisi delusi paranoid tidak biasa yang membuat seseorang percaya bahwa orang lain jatuh cinta padanya.
Delusi tersebut bahkan terus berkembang, bahkan meskipun ada bukti yang menyatakan sebaliknya.
Kondisi ini disebut jarang terjadi, dan sering kali dialami oleh perempuan alih-alih laki-laki.
Baca Juga: Mengenal Gejala Demensia Sejak Muda, Salah Satunya Sering Halusinasi
Erotomania bisa dimulai secara tiba-tiba dan gejalanya bisa berlangsung lama.
"Objek" orang yang mengalami erotomania biasanya adalah mereka yang lebih tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, atau mereka yang jarang maupun tidak pernah berkomunikasi dengannya sama sekali.
Kondisi delusi erotomania kerap dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lainnya, tetapi bisa juga terjadi dengan sendirinya.
Penyebab Erotomania
Erotomania dapat dipicu oleh berbagai hal terkait gangguan kejiwaan seperti skizofrenia hingga depresi mayor dengan ciri psikotik dan gangguan bipolar.
Terdapat sebuah studi yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab seseorang mengalami erotomania adalah media sosial.
Berjejaring di media sosial bisa memperburuk atau memicu keyakinan delusi cinta yang dialami.
Ini karena media sosial menghilangkan batas antara orang yang tidak dikenal, sehingga aktivitasnya dapat dengan mudah diamati dan dikuntit oleh orang lain.
Selain itu, media sosial juga merupakan sarana di mana privasi berkurang dan membuat orang lain bebas mengambil informasi dari sebuah akun sesuka hati.
Baca Juga: Mengenal Autofobia, Apa Bedanya dengan Kesepian? Ini Penyabab dan Gejalanya
Beberapa penelitian juga menunjukkan kalau delusi dapat berkembang lantaran seseorang mempunyai trauma, dan sebagai cara untuk mengelola stresnya.
Perkembangan gangguan delusi erotomania dapat pula dipengaruhi faktor genetika, lho.
Gejala Erotomania
Berbicara lebih jauh mengenai erotomania, gejala utamanya adalah seseorang memiliki keyakinan yang teguh dan delusi bahwa orang tertentu sedang jauh cinta padanya.
Hal ini membuat mereka yang mengalami erotomania berupaya melakukan kontak terus-menerus dengan orang tersebut.
Mulai dari menguntit, berkomunikasi secara tertulis, sampai pada perilaku yang melecehkan.
Ketika mereka mengirimkan pesan kepada orang yang jadi "objek", mereka yakin mendapatkan balasan secara rahasia.
Pikiran tentang delusi cintanya yang mendapat balasan ini biasanya muncul ketika "objek" memberikan penolakan kepada mereka yang mengalami erotomania.
Wah, melihat keterangan mengenai apa itu erotomania di atas, sepertinya kondisi mental ini perlu diwaspadai nih, Kawan Puan.
Baca Juga: Dialami Pengidap Gangguan Bipolar, Apa Itu Mania dan Hipomania?
(*)