Parapuan.co - Gaslighting jadi istilah yang sedang ramai dibahas dan viral di TikTok.
Bahkan, lomba gaslighting kini tengah jadi topik viral di TikTok.
Salah satu video viral di TikTok mengenai lomba gaslighting ada di akun @nya.gib yang telah ditonton sebanyak satu juta kali.
@nya.gib punya temen pada demen bgt gaslighting
♬ original sound - bila haris
Lantas apa sebenarnya gaslighting itu?
Dilansir dari Verywell Mind, gaslighting adalah suatu bentuk tindakan manipulasi yang biasanya terjadi pada hubungan romantis.
Gaslighting merupakan jenis pelecehan emosional terselubung di mana pelaku menyesatkan target, menciptakan narasi yang salah dan membuat mereka mempertanyakan penilaian dan realitas mereka.
Pada akhirnya korban gaslighting pun merasa tidak yakin dengan persepsi mereka sendiri dan bahkan bertanya-tanya apakah dirinya kehilangan kewarasan.
Lebih buruknya lagi, gaslighting biasanya dilakukan dalam jangka waktu lama hingga menyebabkan korban mempertanyakan validitas pemikiran, persepsi realitas, atau ingatan mereka sendiri.
Baca Juga: Mengenal 3 Tipe ADHD, Kondisi Mental yang Sedang Viral di TikTok
Kondisi tersebut pun menyebabkan kebingungan, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, serta ketidakpastian stabilitas mental seseorang.
Lantas, bagaimana cara mengetahui kalau pelaku melakukan gaslighting pada korban?
1. Berbohong pada Korban
Orang yang terlibat dalam gaslighting seringkali adalah pembohong serta sering menunjukkan kecenderungan narsistik.
Biasanya pelaku berbohong terang-terangan dan tidak pernah mundur atau mengubah cerita mereka.
Pelaku mungkin mengatakan sesuatu seperti: "Kamu mengada-ada", "Itu tidak pernah terjadi", atau "Kamu gila".
Perlu dipahami berbohong dan distorsi adalah landasan perilaku gaslighting.
2. Mendiskreditkan Korban
Baca Juga: Ini Manfaat Memaafkan Kesalahan Diri Sendiri bagi Kesehatan Mental
Pelaku gaslighting menyebarkan rumor dan gosip tentang korban kepada orang lain.
Pelaku mungkin berpura-pura mengkhawatirkan korban sambil secara halus memberi tahu orang lain bahwa korban tampak tidak stabil secara emosional atau "gila".
Sayangnya, taktik ini bisa sangat efektif dan banyak orang memihak pelaku tanpa mengetahui cerita lengkapnya.
3. Menolak Salah
Pelaku yang terlibat dalam intimidasi dan pelecehan emosional menyangkal bahwa mereka melakukan kesalahan.
Mereka menyangkal melakukan kesalahan untuk menghindari tanggung jawab atas pilihan yang buruk.
Penyangkalan ini dapat membuat korban gaslighting merasa tidak terlihat, tak terdengar, dan seolah-olah pengaruhnya terhadap mereka tidak penting.
Taktik ini juga mempersulit korban untuk move on atau sembuh dari perundungan atau pelecehan.
4. Menggunakan Kata-kata Welas Asih sebagai Senjata
Terkadang ketika dipanggil atau ditanyai, pelaku gaslighting akan menggunakan kata-kata yang baik dan penuh kasih untuk mencoba memuluskan situasi.
Mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti, "Kamu tahu betapa aku mencintaimu. Aku tidak akan pernah menyakitimu dengan sengaja."
Kata-kata tersebut terkesan romantis, akan tetap hal tersebut dikatakan agar pelaku bisa lari dari tanggung jawab atas perilaku menyakitkan yang telah dilakukan pada korban.
Itu dia keempat cara mengetahui kalau korban menerima gaslighting.
Sebaiknya kamu harus tegas dalam hubungan agar kesehatan mentalmu terjaga karena gaslighting berdampak buruk.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Long Weekend Baik untuk Kesehatan, Ini Penjelasannya
(*)