Sebelum Lamar Lowongan Kerja Penerjemah, Kenali Perbedaan Translator dan Interpreter

Citra Narada Putri - Jumat, 26 Mei 2023
Perbedaan lowongan kerja penerjemah (translator) dan juru bahasa (interpreter).
Perbedaan lowongan kerja penerjemah (translator) dan juru bahasa (interpreter). fizkes/iStockphoto

Parapuan.co - Belakangan tengah ramai kasus lowongan kerja penerjemah bahasa asing yang diberikan aktris Korea Selatan Kim Tae Ri.

Pemeran drakor Twenty-Five, Twenty-One ini membuka lowongan kerja penerjemah bahasa asing untuk vlog pribadinya.  

Namun nahas, lowongan kerja ini jadi kontroversial karena diduga Kim Tae Ri memperkerjakan penggemarnya untuk menerjemahkan vlog-nya tanpa imbalan. 

Di saat yang bersamaan, karena kasus ini pula banyak orang yang penasaran dan ingin mencoba pekerjaan sebagai penerjemah.

Kendati demikian, tak banyak diketahui bahwa profesi menerjemahkan bahasa asing dibagi dalam dua kategori.

Yaitu translator (penerjemah) dan interpreter (juru bahasa). Namun, apa perbedaan dari kedua profesi ini?

Menurut American Translator Association, pembeda paling mendasar dari translator adalah mereka bekerja dengan teks tertulis, sementara interpreter bekerja dengan bahasa lisan.

Jadi, jika kamu pernah membaca buku atau menonton film berbahasa asing dengan subtitle dalam bahasa Indonesia atau Inggris, maka Kawan Puan sedang melihat karya seorang translator profesional.

Tapi jika kamu sedang menonton seorang figur publik berbicara di berita dan suaranya di-dubbing dalam bahasa lain, maka kamu sedang mendengar karya seorang interpreter atau juru bahasa profesional.

Baca Juga: Heboh Kasus Kim Tae Ri, Ini Serba-Serbi Lowongan Kerja Penerjemah Bahasa

Lantas, apa perbedaan job desk dari interpreter dan translator yang perlu Kawan Puan tahu sebelum melamar lowongan kerja penerjemah? 

Hal yang Dilakukan Translator (Penerjemah)

Dijelaskan sebelumnya bahwa penerjemah atau translator bekerja dengan dokumen tertulis.

Mereka akan mulai dengan teks dalam bahasa sumber (misal Inggris) dan menerjemahkannya ke dalam bahasa target mereka (misal Bahasa Indonesia)).

Sebagian besar penerjemah bekerja dalam satu arah linguistik, artinya mereka menerjemahkan dari bahasa kedua (atau ketiga atau keempat, dst.) ke dalam bahasa ibu mereka. Tetapi sebagian lainnya memiliki keterampilan untuk menerjemahkan dua arah.

Banyak penerjemah juga memiliki spesialisasi dalam satu atau beberapa bidang tertentu, misalnya medis, hukum atau audiovisual. Hal ini karena banyak bidang membutuhkan pengetahuan khusus.

Penerjemah atau translator juga melakukan hal yang lebih dari sekadar mentransfer kata dari bahasa sumber ke bahasa target. Mereka juga harus menyampaikan arti keseluruhan dari kata-kata itu.

Bergantung pada spesialisasi masing-masing orang, para penerjemah mengerjakan berbagai macam teks. Berikut adalah beberapa contoh:

- Dokumen resmi, seperti transkrip nilai perguruan tinggi.

Baca Juga: Lowongan Kerja Penerjemah Bahasa Indonesia Gaji 2 Digit, Tertarik?

- Dokumen hukum, seperti kontrak.

- Karya sastra, seperti buku.

- Dokumentasi teknis, seperti instruksi manual.

- Salinan pemasaran, seperti situs web atau postingan media sosial (terkadang disebut transkreasi).

- Subtitle untuk film dan video asing

Para penerjemah atau translator tak hanya mengandalkan kamus atau tesaurus saat bekerja.

Banyak penerjemah juga bekerja secara digital dengan alat online yang berkisar dari kamus dwibahasa hingga perangkat lunak seperti alat CAT (penerjemahan dengan bantuan komputer).

Alat CAT akan membantu para penerjemah untuk mengintegrasikan glosarium, memori terjemahan, alat jaminan kualitas, dan pemeriksaan ejaan.

Baca Juga: 4 Situs Translate Bahasa Jawa dan Sunda yang Gratis serta Akurat

Hal yang Dilakukan Interpreter (Juru Bahasa)

Interpreter atau juru bahasa bekerja dengan kata-kata yang diucapkan (terkadang di kedua arah).

Mereka akan mendengarkan pembicara dan mengulangi apa yang dikatakan dalam bahasa lain.

Penerjemah menggunakan salah satu dari dua mode penafsiran — berurutan atau simultan — bergantung pada konteksnya.

Consecutive interpreting atau penafsiran berurutan bekerja dengan cara mendengarkan pembicara dan mengulangi apa yang telah dikatakan setelah pembicara berhenti berbicara.

Saat mendengarkan, para juru bahasa yang menggunakan metode consecutive interpreting sering membuat catatan dengan singkatan khusus berbasis simbol dan kemudian menggunakan catatan ini untuk membantu mereka mengingat semua yang dikatakan.

Metode ini biasanya digunakan terutama dalam situasi hukum dan medis (misalnya sidang pengadilan atau janji dengan dokter). Ini juga dapat digunakan di konferensi untuk pidato yang relatif singkat.

Simultaneous interpreting atau interpretasi simultan bekerja dengan cara mendengarkan pembicara dan secara bersamaan mengulangi ucapan mereka dalam bahasa target dengan sedikit penundaan.

Tergantung pada situasinya, juru bahasa simultan menggunakan peralatan audio atau teknik berbisik yang disebut chuchotage untuk berkomunikasi dengan pendengarnya.

Baca Juga: Suci Anggunisa Ceritakan Perjalanan Karier sebagai Penerjemah Bahasa Korea

Metode interpretasi ini umumnya digunakan untuk acara internasional besar seperti pertemuan PBB.

Penafsiran bahasa isyarat yang mungkin pernah Kawan Puan lihat di TV juga dilakukan secara simultan.

Seperti penerjemah atau translator, juru bahasa atau interpreter umumnya berspesialisasi dalam bidang tertentu, seperti medis atau hukum, dan mereka bekerja dalam berbagai pengaturan.

Mulai dari di rumah sakit, ruang sidang, pertemuan bisnis, pertemuan internasional hingga kTT politik.

Itu dia perbedaan kerja translator (penerjemah) dengan interpreter (juru bahasa).

Jadi Kawan Puan jangan salah lagi dalam melamar lowongan kerja penerjemah yah. 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru