Ternyata Ini Alasan Perempuan Bertahan di Hubungan Penuh Kekerasan

Arintha Widya - Sabtu, 3 Juni 2023
ilustrasi alasan perempuan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan
ilustrasi alasan perempuan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan KDRT

Parapuan.co - Kawan Puan, hubungan romantis yang penuh dengan kekerasan adalah situasi yang sangat kompleks dan menyakitkan.

Terlebih jika kekerasan dalam hubungan menyangkut fisik, yang imbasnya juga bisa menyerang mental.

Meskipun demikian, sebagian perempuan memilih untuk bertahan dalam hubungan yang penuh kekerasan fisik.

Kira-kira apa alasannya, ya? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

1. Ketakutan dan Ancaman Keselamatan

Salah satu alasan perempuan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan fisik adalah ketakutan dan ancaman terhadap keselamatan mereka.

Para pelaku sering kali mengancam untuk melukai atau bahkan membunuh pasangannya jika mereka mencoba untuk pergi.

Rasa takut ini dapat menjadi penghambat besar bagi perempuan untuk mengambil langkah-langkah untuk melarikan diri.

2. Isolasi dan Ketergantungan Finansial

Baca Juga: Perempuan Menikah Rentan Pakai Pinjol, Begini Pentingnya Batasan Finansial dengan Pasangan

Sebagian perempuan yang terjebak dalam hubungan penuh kekerasan fisik menghadapi isolasi sosial dan ketergantungan finansial pada pasangan.

Pelaku sering kali mengendalikan kehidupan mereka secara keseluruhan, membatasi akses mereka terhadap sumber daya dan dukungan luar.

Tanpa dukungan sosial dan sumber daya yang memadai, perempuan mungkin merasa terjebak dan sulit untuk mencari jalan keluar.

3. Rasa Bersalah dan Rendah Diri

Perempuan yang mengalami kekerasan fisik dalam hubungan biasanya kerap merasa bersalah.

Mereka juga merasa dirinya yang bertanggung jawab atas kekerasan yang mereka alami.

Pelaku sering menggunakan taktik manipulasi dan pengendalian untuk mengendurkan mental dan emosional pasangan mereka.

Ini dapat menyebabkan perempuan merasa rendah diri, kehilangan kepercayaan diri, dan percaya mereka tidak pantas mendapatkan kehidupan lebih baik.

4. Siklus Kekerasan dan Harapan Perubahan

Baca Juga: 4 Tanda Adanya Manipulasi dalam Hubungan Suami Istri, Salah Satunya Gaslighting

Siklus kekerasan adalah pola di mana kekerasan fisik diikuti oleh periode penyesalan, cinta, dan kebaikan dari pelaku.

Pelaku sering kali berjanji akan berubah dan memberi harapan bahwa hubungan akan membaik.

Perempuan yang mengalami hal ini mungkin tetap bertahan dengan harapan pelaku akan berubah dan hubungan mereka dapat kembali normal.

5. Keterbatasan Dukungan (Support System)

Kadang-kadang, perempuan yang mengalami kekerasan fisik dalam hubungan menghadapi keterbatasan sistem dukungan yang ada.

Mungkin sulit bagi mereka untuk mendapatkan bantuan hukum, perlindungan, atau sosial yang dibutuhkan untuk melarikan diri dari kekerasan.

Kurangnya sumber daya dan jaringan yang memadai dapat membuat perempuan merasa terjebak serta sulit untuk mencari bantuan.

Kiranya, itulah beberapa alasan yang membuat perempuan bertahan dalam hubungan penuh kekerasan.

Semoga informasi di atas berguna dan menambah wawasan, ya.

Baca Juga: Bukan Hanya Saling Jaga Anak, Ini Pentingnya Support System bagi Novita Angie

(*)

*Sebagian dari artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).



REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru