"Mereka membenci orang tua mereka karena tidak berbagi dan menyimpan banyak masalah pernikahan untuk diri mereka sendiri," tutur Rigo lagi.
Konselor Catherine Richardson membenarkan perkataan Paulette Rigo.
Menurut Catherine, perasaan dikhianati dan ditipu adalah reaksi umum dari anak yang sudah dewasa saat menghadapi grey divorce orang tuanya.
"Mereka mungkin merasa tertipu, bertanya-tanya apakah tahun-tahun kenangan indah itu bohong," kata Catherine.
Justru, perceraian kelabu mungkin saja memiliki dampak lebih besar bagi kehidupan seorang anak.
Pasalnya, mereka memiliki memori lebih banyak dan sudah menghabiskan waktu puluhan tahun bersama kedua orang tuanya.
Maka itu tidak heran jika perceraian di masa-masa saat rambut pasangan sudah memutih, dapat lebih menyakitkan bagi anak-anak mereka.
Kiranya, itulah dampak grey divorce bagi anak yang sudah dewasa.
Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Kawan Puan, ya.
Baca Juga: Dampak Perceraian pada Tiap Usia Anak Bisa Berbeda, Simak Penjelasannya
(*)