Selain itu, terdapat juga rangkaian Forum Bisnis dan Investasi untuk Inovasi Berbasis Alam pertama di Indonesia dan Potomu Ntodea atau Pasar Warga yang akan memamerkan produk-produk berbasis alam karya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kabupaten Sigi.
Bupati Irwan pun berharap, “muara” dari festival ini adalah pertumbuhan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sigi yang berbasis konservasi.
“Kami meyakini bahwa ekonomi bukan hanya kerja yang ditujukan untuk mencari profit semata, tapi juga menjaga alam dan masyarakat. Ekonomi juga mempertimbangkan aspek lainnya, seperti budaya, kuliner, tradisi, seni, dan potensi lingkungan sekitar agar ekonomi, masyarakat, dan lingkungan bisa selaras dan bisa tumbuh lebih baik,” tambahnya.
Berbagai rangkaian kegiatan pada Festival Lestari 5, kata Irwan, mendorong munculnya inovasi-inovasi yang dapat memantik pergerakan ekonomi masyarakat ke arah lebih baik.
Baca Juga: Sumatera hingga Sulawesi, Ini Pengembangan Desa Wisata di 7 Provinsi
Sebuah langkah maju untuk pembangunan lestari
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Ma’mun Amir menyatakan sambutan positif atas digelarnya Festival Lestari 5 di Kabupaten Sigi.
Ia menilai, Kabupaten Sigi dapat menjadi contoh kekompakkan antara pemerintah kabupaten (Pemkab) dan pemerintah provinsi (Pemprov) dalam menyusun visi pembangunan yang mempertimbangkan pelestarian lingkungan.
Ia berharap, festival yang digelar di Kabupaten Sigi ini bisa menjadi peta jalan bagi konsep pembangunan berwawasan lingkungan di setiap daerah.