Dengan keistimewaan tersebut, Desa Wayu juga pernah ditunjuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan paralayang berskala internasional pada 2016, 2018, dan 2020.
“Itu belum termasuk kejuaraan-kejuaraan berskala nasional, regional, dan lokal. Selain pencinta olahraga dan atlet paralayang, tak sedikit avonturir dari seluruh dunia yang datang karena tertarik menjajal wisata paralayang Desa Wayu,” tambah Asgar.
Jadi kawasan wisata petualangan
Pengakuan dunia untuk Desa Wayu sebagai spot terbaik untuk olahraga paralayang tidak disia-siakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi. Kini, Desa Wayu tengah ditata dan dikembangkan menjadi kawasan wisata petualangan.
Fasilitas untuk wisatawan pun mulai dibangun di Desa Wayu, mulai dari gazebo untuk menikmati pemandangan dari atas bukit, rumah makan, toilet, hingga penginapan.
Baca Juga: Tak Disangka! Ternyata 4 Hidden Gem di Gorontalo Ini Jadi Favorit Turis Asing
Beberapa pekan terakhir, Pemkab Sigi juga memulai proyek perbaikan jalan agar akses ke Desa Wayu lebih baik.
Menurut Ketua FASI Kabupaten Sigi, Amir Mahmud, pengembangan infrastruktur Desa Wayu agar menjadi desa wisata yang ramah wisatawan adalah sebuah perjuangan penuh.
Awalnya, masyarakat setempat tidak menyadari adanya potensi wisata di desa mereka. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang takut lahan pertanian mereka akan “dirusak” demi membangun berbagai fasilitas wisata.