Padahal, menurutnya, transformasi digital dapat mempercepat akses informasi yang berkaitan dengan bisnis berbasis alam. Lalu, digitalisasi juga bisa memperluas market UMKM dan pada saat bersamaan bisa memperjelas branding usaha yang digeluti. Sebagai digital native, kaum muda harus diberi peran.
''Dan ini membutuhkan kolaborasi dengan ekosistem lainnya. Sekali lagi, kaum muda tidak boleh ditinggalkan dalam isu pembangunan berkelanjutan. Generasi muda tidak boleh juga diwariskan dengan lingkungan yang rusak. Kami berhak menikmati lingkungan sehat dan nyaman. Sayangnya, dalam isu-isu strategis seperti itu, peran kaum muda cenderung tak dirangkul,” jelas Sanda.
Baca Juga: BKPM Ajak Daerah Lain Ikut Terapkan Konsep Pembangunan Lestari
Sementara itu, Arma Janti dari Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL), menjelaskan bahwa sebagai institusi yang bertanggungjawab terhadap pengawasan kawasan konservasi pun mempunyai langkah-langkah untuk mendorong ekonomi berbasis alam tersebut.
“BTNLL punya prinsip 3P+1, yakni perlindungan, pengawetan, pemanfaatan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pola pendekatan ini, warga di yang berbatasan dengan wilayah TNLL mampu menjaga wilayah TNLL termasuk mengambil manfaat di dalamnya tanpa merusak ekosistemnya,” kata Arma.
Saat ini, ia menjelaskan, ada 72 desa yang berada di dalam atau berbatasan langsung dengan kawasan TNLL. Desa-desa itu melakukan perjanjian kerjasama (PKS) dengan BTNLL tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya di kawasan TNLL secara terukur dan bertanggungjawab.
Komitmen dari pelaku usaha
Komitmen dan dukungan terhadap ekonomi hijau datang pula dari kalangan pelaku usaha. Head of Business Development Teratai Fajar Anugerah mengungkapkan, setidaknya hingga 2026 pihaknya akan membantu enam perusahaan yang memiliki produk nature base di sektor pangan.
Nilai komitmen pembiyaannya sekitar 4 juta dollar AS. Perusahaannya pun harus yang masih kecil, sedang berkembang, dan berada di luar Jawa.
Kelompok usaha ini berkaitan dengan food system atau yang berkaitan dengan rantai pasok makanan baik itu di sektor produksi, pemrosesan atau dihilir.