Parapuan.co - Kawan Puan, pelaksanaan pemilihan umum atau Pemilu 2024 tinggal menghitung hari.
Kita sebagai perempuan memilih tentu sudah tidak sabar menyambut pesta demokrasi Indonesia yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali ini.
Keterlibatan perempuan dalam Pemilu 2024 tergolong tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya loh, Kawan Puan.
August Mellaz, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) KPU RI menyebut, dalam daftar sementara, pemilih perempuan lebih banyak dibanding pemilih laki-laki.
"Jadi proporsinya memang lebih banyak perempuan perbandingannya. Itu 103 juta pemilih perempuan dibandingkan dengan 102 juta pemilih laki-laki," ungkap August dalam Podcast Cerita Parapuan Episode 39.
Angka ini menunjukkan bahwa antusiasme perempuan dalam menyambut pesta demokrasi tergolong tinggi.
Yang lebih membahagiakan, ada banyak keterlibatan perempuan dalam mengambil peran di Pemilu 2024 yang patut diapresiasi.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa sisi, pertama adalah keterlibatan perempuan sebagai bakal calon legislatif.
Di Pemilu 2024 ini, partisipasi perempuan untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif tergolong tinggi.
Baca Juga: Sambut Pemilu 2024, Segini Kuota Lowongan Kerja untuk Perempuan di Parlemen
"Pertama keterlibatan perempuan dalam politik misalnya dalam konteks pencalegan, itu wilayah partai politik. Tetapi KPU kan punya ketentuan, karena ini ketentuan di Undang-Undang untuk keterwakilan perempuan dalam daftar calon itu 30%,"
"Dan kalau kita lihat bersadarkan pendaftaran bakal calon yang diajukan partai politik rata-rata di atas 30%. Itu satu catatan yang bagus untuk perkembangan demokrasi Indonesia," tambah August.
Selain sebagai bakal caleg, perempuan juga terlibat aktif dalam Pemilu 2024 dalam seleksi penyelenggara pemilu, baik dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, maupun tingkat di bawahnya.
Perempuan juga turut berperan penting dalam penyebarluasan informasi.
"Tentu dalam proses penyebaran informasi, kebetulan perempuan menjadi salah satu segmentasi pemilih yang harus kita sasar, itu pasti akan ke sana," tutur August.
Nah Kawan Puan, keterlibatan perempuan dalam Pemilu 2024 menurut KPU tadi jadi tren positif yang harus ditingkatkan.
Sayangnya, tidak bisa dimungkiri kalau masih banyak juga perempuan yang tidak dekat dengan politik.
Dari survei PARAPUAN, sebanyak 70,4% perempuan tidak selalu mengikuti isu politik.
Politik seakan menjadi hal "tabu" bahkan isu yang berat yang sulit untuk dimengerti.
Baca Juga: Pentingnya Perempuan Memilih di Pemilu 2024, Bisa Menentukan Kesejahteraan Upah
Padahal, kenyataanya semua yang kita alami sehari-hari, kebijakan yang mengatur bagaimana perempuan bekerja, cuti, melahirkan, dan masih banyak lagi masih masuk dalam ranah politik.
Menanggapi hal ini, KPU sendiri berharap agar politik tidak dianggap sebagai hal yang rumit.
"Yang paling penting, politik jangan dipahami sebagai sesuatu yang muluk-muluk, ini kan keseharian kita," pesan August.
Perempuan yang memang tidak terlibat langsung dalam politik atau lembaga politik, tetap bisa loh terlibat dan berperan aktif mengawal Pemilu 2024.
Perempuan misalnya ibu-ibu, bisa menyampaikan kegelisahan yang mereka alami sehari-hari, misal soal stunting atau isu ibu anak ke kelompok yang bisa menyampaikan aspirasi tersebut ke partai politik.
"Minimal mereka mengenal isunya apa kebutuhannya apa, nanti misalnya kelompok perempuan yang berada di tengah, yang menjembatani antara anggaplah basis dengan kebijakan, mereka bisa membantu menyalurkan aspirasi," imbuhnya.
Nah Kawan Puan jadi sudah nggak ada alasan lagi ya untuk golput, karena suaramu menentukan masa depan bangsamu!
Baca Juga: Mengenal Tugas PPS dalam Pemilu 2024, Lengkap dengan Besaran Gajinya
(*)