Tak Hanya Atraktif, Lipstik Merah Disukai Karena Punya Makna Penting

Citra Narada Putri - Sabtu, 29 Juli 2023
Lipstik merah.
Lipstik merah. (MoustacheGirl/iStockphoto)

Parapuan.co - Lipstik merah adalah warna yang disukai banyak perempuan ketika merias wajah. 

Banyak perempuan menilai bahwa lipstik warna merah bisa membuat wajah mereka terlihat lebih segar. 

Kendati demikian, bagi sebagian perempuan, lipstik merah bukan hanya membuat mereka terlihat lebih segar, tapi warna tersebut punya makna lebih penting. 

Melansir dari Fashion is Psychology, dalam peradaban kuno menganggap bibir merah adalah simbol status kemewahan dan kecanggihan.

Di Mesir, baik perempuan maupun laki-laki suka menonjolkan fitur mereka dengan riasan.

Misalnya seperti yang dilakukan Cleopatra, Ratu Kerajaan Ptolemeus Mesir, yang menghancurkan semut merah dan kumbang untuk membuat warna merah yang indah.

Sementara itu, dalam studi yang dipublikasikan di Plos ONE, para peneliti mengungkapkan bahwa perempuan yang memakai riasan, seperti lipstik merah, dianggap masyarakat lebih menarik, kompeten, dan bergengsi secara sosial.

Bukan hanya di Mesir, dalam budaya Tionghoa, merah sangat dianggap sebagai warna keberuntungan dan kemakmuran.

Namun ternyata, lipstik merah tidak hanya disukai oleh perempuan tapi juga bagi laki-laki. 

Baca Juga: Cara Menentukan Lipstik Merah Sesuai Skin Tone, Cocok untuk Imlek 2023

Dalam penelitian bertajuk "Does Red Lipstick Really Attract Men?" yang dilakukan oleh Nicolas Guéguen, menemukan hasil yang menunjukkan bahwa perempuan yang memakai lipstik merah lebih menarik bagi laki-laki usia 20 dan 28 tahun.

Sementara itu, melansir dari Psychology Today, Ian D. Stephen dan Angela M. McKeegan menilai bahwa warna bibir memengaruhi daya tarik wajah yang dirasakan.

Menurut temuan mereka, perempuan memiliki lebih banyak kontras luminansi antara fitur wajah dan kulit daripada laki-laki, yang ditingkatkan melalui make-up.

Untuk orang Kaukasia, Stephen dan McKeegan mencatat bahwa sebagian besar kontras antara bibir dan kulit wajah dibuktikan dengan warna kemerahan.

Dan bibir merah secara universal pun dianggap terlihat lebih menarik, kemungkinan besar karena warna ini kerap dikait-kaitkan dengan gairah seksual.

Mengenakan lipstik merah juga buan hanya membuat perempuan terlihat cantik, tapi warna ini telah digunakan sebagai bentuk protes atau penentangan terhadap penindasan sistemik dalam berbagai sejarah. 

Menentang Rasisme

Menurut sebuah artikel oleh We Are The Mighty, perempuan yang datang ke Jerman tidak diperbolehkan untuk memakai riasan berlebihan dan tidak memakai lipstik merah dan cat kuku.

Hal ini dikarenakan Adolf Hitler sangat membenci lipstik merah, dan menilai wajah tanpa cela sebagai standar emas Arya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Lipstik dari Brand Mewah, Ada NARS sampai Givenchy

Sementara itu, untuk menunjukkan penolakan terhadap rasisme, perempuan-perempuan di negara sekutu justru secara aktif menggunakan lipstik dengan warna merah menyala. 

Bahkan pada era Perang Dunia ke-2, sejumlah perusahaan kosmetik merilis lipstik dengan warna merah khusus.

Misalnya seperti "Victory Red" dan "Montezuma Red", yang wajib dipakai prajurit perempuan pakai saat bertugas di Angkatan Udara AS selama perang.

Menuntut Persamaan Hak

Pada tahun 1912, pemimpin hak pilih Amerika Serikat, Elizabeth Cady Stanton dan Charlotte Perkins Gilman menggunakan kekuatan lipstik merah untuk menyoroti seruan mereka akan persamaan hak dan hak perempuan untuk memilih.

Pakar kecantikan Elizabeth Arden sendiri menyerahkan lipstik merah gratis kepada orang-orang yang berbaris di sepanjang rute pawai suffragette Fifth Avenue di New York City, AS.

Melawan Kekerasan terhadap Perempuan

Pengunjuk rasa anti-pemerintah Chili, yang dipimpin perempuan berpakaian hitam, berbondong-bondong memakai lipstik merah tahun 2019. 

Ini adalah salah satu aksi untuk menyerukan kepada pemerintah atas kurangnya tindakan terhadap serangan seksual yang merajalela yang diderita oleh perempuan di negara itu.

(*)

Baca Juga: Ini 5 Tips Memakai Lipstik agar Lebih Tahan Lama di Cuaca Panas

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru