Parapuan.co - Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu, (2/8/2023), yang biasanya memang dirayakan dua kali dalam setahun.
Pastinya Hari Raya Galungan punya makna mendalam bagi umat Hindu karena peristiwa ini merayakan kemenangan kebaikan (dharma) dan melawan kejahatan (adharma).
Dilansir dari Kompas.com, di Hari Raya Galungan ini, umat Hindu melakukan persembahan ke hadapan Sang Hyang Widi dan dewa atau bhatara sebagai tanda puji syukur serta permohonan untuk keselamatan.
Pastinya Hari Raya Galungan ini sangat istimewa, bahkan punya fakta menarik di baliknya. Berikut ini lima fakta mengenai Hari Raya Galungan.
1. Dirayakan Dua Kali dalam Setahun
Umat Hindu merayakan Hari Raya Galungan dua kali setahun, tepatnya setiap enam bulan berdasarkan penanggalan Saka Bali atau tiap 210 hari.
Galungan tepatnya dirayakan Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Nah, pada 2023 ini, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu, 4 Januari 2023 dan Rabu, 2 Agustus 2023.
2. Rangkaiannya Panjang
Hari Raya Galungan punya rangkaian yang panjang, bahkan dimulai sejak 25 hari sebelumnya.
Baca Juga: Ini 4 Makanan Khas Bali yang Disantap Saat Hari Raya Galungan 2023
Rangkaian tersebut meliputi Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Hari Penyekeban, Hari Penyajan, dan Hari Penampahan yang jatuh sehari sebelum Hari Raya Galungan.
Tak hanya itu, ritual pun masih berlanjut setelah Hari Raya Galungan, seperti Hari Umanis Galungan, di mana umat Hindu melaksanakan sembahyang dan dilanjutkan dengan Dharma Santi.
Selanjutnya, umat Hindu saling mengunjungi sanak saudara atau tempat rekreasi.
3. Telah Dirayakan Sejak 882 Masehi
Hari Raya Galungan pertama kali dirayakan pada 882 Masehi atau tahun 804 Saka.
Dalam Lontar Purana Bali Dwipa disebutkan bahwa upacara Hari Raya Galungan pertama kali jatuh pada Rabu kliwon, Duku Dungulan bulan keempat tanggal 15 tahun 804 Saka.
Perlu diketahui kalau lontar adalah kitab pedoman yang disucikan oleh umat Hindu.
4. Sempat Berhenti Dirayakan Selama 23 Tahun
Baca Juga: Happy Salma Tampil Menawan dalam Balutan Baju Adat Bali Saat Perayaan Galungan
Sejak 822 Masehi, Hari Raya Galungan telah dirayakan selama tiga abad lamanya.
Akan tetapi peringatan Hari Raya Galungan pernah dihentikan pada 1103 Saka di bawah pemerintahan Raja Sri Ekajaya.
Konon katanya, musibah datang saat perayaan Galungan ditiadakan.
Akhirnya pada 1126 Saka, perayaan Galungan pun kembali dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Sri Jayakasunu.
Di mana perayaan Galungan diadakan kembali setelah Raja Sri Jayakasunu melakukan tapa brata dan semedi di Bali.
Ketika bertapa, Raja Sri Jayakasunu mendapat pesan bahwa musibah terjadi akibat umat Hindu tidak menggelar perayaan Galungan.
Dari sejak itu, perayaan Galungan pun kembali diadakan hingga saat ini.
5. Umat Hindu Memasak Penjor
Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu memasang penjor sebagai simbol kemenangan dan kemakmuran sertu wujud syukur juga persembahan kepada bhatara.
Penjor sendiri merupakan simbol gunung yang dianggap suci tempat Sang Hyang Widi dan simbol kekuatan Sang Hyang Brahma.
Itu dia lima fakta menarik tentang Galungan. Unik banget ya, Kawan Puan!
Baca Juga: Sering Hujan di Bali, Ini Rekomendasi Wisata yang Cocok Dikunjungi
(*)