Alhasil, perempuan yang punya pengalaman intim dengan isu terkait perempuan, bisa menentukan pemimpin yang memang visi misinya fokus pada masalah tersebut.
Suara perempuan memilih di setiap daerah pada saat pemilu 2024 amat dibutuhkan karena isu atau masalah di tiap daerah di Indonesia sudah pasti berbeda.
"Misalnya begini, kita ini banyak problem di daerah-daerah, misalnya urusan kesehatan ibu anak. Ini fakta. Problem-nya gini, siapa yang akan menyampaikan aspirasi itu dan dari mana aspirasi itu keluar," ungkap August Mellaz, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat (Sosdiklih Parmas) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia (RI) dalam Podcast Cerita Parapuan.
Perempuan memilih bisa terlibat aktif dalam pemilu 2024, dalam hal memilih pemimpin yang diyakini bisa mengatasi masalah terkait isu perempuan di daerahnya.
Pengalaman perempuan terkait isu-isu yang terjadi atau dialami sendiri, akan membantu mewujudkan masa depan Indonesia yang harapannya akan lebih baik dan menguntungkan perempuan.
Jika Kawan Puan sebagai perempuan ingin pemimpin yang pro terhadap perempuan, serta peduli dengan isu-isu terkait perempuan yang selama ini dirasakan, maka memang sebaiknya hal tersebut diwujudkan dalam bentuk pilihan di pemilu 2024.
Pasalnya, perempuan lah yang tahu masalah dihadapi sehari-hari, dan hendaknya tahu pemimpin yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
"Yang punya pengalaman intim terhadap masalah itu ya perempuan sendiri, yang normalnya begitu," ungkap August Mellaz.
August Mellaz juga menyarankan pada perempuan untuk mengetahui visi misi para calon pemimpin sehingga bisa menentukan dan memilih pemimpin tepat untuk masa depan.
Baca Juga: Tak Cuma Pemilih, Ini Bentuk-Bentuk Keterlibatan Perempuan di Pemilu 2024