Parapuan.co - Salah satu makanan khas Bali yang patut masuk daftar wajib coba para pecinta kuliner adalah bebek timbungan.
Ini merupakan makanan warisan leluhur Bali yang bukan hanya nikmat, tapi juga punya cerita sejarah mendalam.
Menurut naskah kuno Dharma Caruban, bebek timbungan adalah hidangan tertua Bali yang disuguhkan untuk para raja-raja.
Di sisi lain, ‘timbungan’ diambil dari kata embung yang berarti bambu dalam bahasa Bali.
Pada dasarnya timbungan merupakan sebuah teknik mengolah makanan menggunakan bambu sebagai alat memasak atau timbung.
Lantas, dimana kita bisa menikmati hidangan tradisional istimewa dan penuh sejarah Bali ini?
Salah satu tempat rekomendasi wajib coba bebek timbungan adalah di restoran Bali Timbungan yang baru saja membuka cabang terbarunya di kawasan Mahakam, Jakarta Selatan.
Bali Timbungan Mahakam ini menyajikan hidangan istimewa Bebek Timbungan dengan teknik memasak yang masih mewarisi tradisi leluhur.
Bebek timbungan dimasak dengan cara slow cook menggunakan bambu dan asap dari api kecil, menanamkan rasa secara bertahap sehingga menjadikan matang merata, sambil mempertahankan saripati dan rasa makanan.
Baca Juga: Hadirkan Koki Baru, Chinese Restaurant Ini Bawa Pengalaman Kuliner Khas Kanton yang Spesial
Teknik memasak ini juga membuat daging lebih lembut dan memberikan tampilan hidangan yang menarik.
Seperti dijelaskan oleh Billy Hartono Salim, pemilik Bali Timbungan sekaligus Secret Garden Village Group, teknik memasak slow cook bukan hal baru di Bali. Cara memasak ini sudah digunakan sejak berabad-abad lalu di dapur kerajaan di Bali.
“Selain itu, kami juga mempertahankan warisan leluhur dengan menggunakan bumbu khas Bali, basa genep, yang terdiri dari 15 macam bahan dan proses pemasakan yang panjang untuk menghasilkan menu dengan cita rasa yang unik dan otentik,” jelas Billy.
Tak hanya Bebek Timbungan, restoran cabang keempat ini juga menawarkan hidangan tradisional khas Bali dengan tetap mempertahankan tradisi aslinya.
Misalnya saja seperti megibung, yaitu tradisi makan bersama dalam satu wadah dan duduk dalam posisi melingkar yang penuh dengan nilai kebersamaan.
Dijelaskan oleh Anak Agung Made Dewandra Djelantik, seorang tokoh Bali, bahwa megibung adalah salah satu cara makan yang dilakukan leluhur dan para raja agar bisa mendekatkan diri dengan masyarakat.
“Ada makanan dengan banyak lauk di tengah dan dimakan bareng-bareng nantinya. Kalau dulu (megibung) ada tata cara makan yg harus diikuti, tapi sekarang udah lebih modern,” ujar Dewandra.
Di restoran Bali Timbungan sendiri memiliki dua jenis menu Megibung yang diambil dari filosofi nyegara gunung (laut dan gunung), yakni Megibung Bebek dan Megibung Seafood.
Baca Juga: Ini 4 Makanan Khas Bali yang Disantap Saat Hari Raya Galungan 2023
Megibung sendiri terdiri dari beberapa jenis makanan dari beberapa daerah di Bali yang digabungkan menjadi satu wadah, yaitu dulang.
Dulang merupakan nampan yang berbentuk lingkaran, memiliki leher dan kaki penyangga, dengan permukaan datar, digunakan untuk tempat sesaji/kelengkapan peribadatan dan juga untuk tempat membawa makanan.
Kabupaten Gianyar menjadi salah satu pusat pembuatan dulang ini, biasanya terbuat dari kayu, bambu atau rotan.
Megibung seafood terdiri dari ikan bakar, kerang bakar, udang bakar, sate cumi khas Jimbaran, sudang lepet khas Singaraja, sate lilit khas Karangasem, bulung makanan khas pesisir pantai di Bali seperti Sanur dan Serangan, dan juga dilengkapi dengan soup seafood atau “sari segara”.
Tak hanya itu, terdapat juga menu warisan kuliner Bali lainnya yang sayang dilewatkan, Ayam Srosob.
Ini merupakan salah satu makanan khas Klungkung, yang sekilas terlihat seperti Tipat Kuah Blayag, makanan khas Singaraja.
Namun yang membedakannya adalah Ayam Srosob menggunakan ayam yang dipanggang dan bumbu basa genep yang dicampur dengan parutan kelapa.
Selain itu, dijelaskan juga oleh Billy, bahwa demi menghadirkan pengalaman kuliner otentik Bali, ia juga menghadirkan bahan-bahan yang dikirim langsung dari Pulau Dewata.
“Makanan dari Karangasem sampai Singaraja, semua makanan Bali ada di Bali Timbungan,” ujarnya.
Baca Juga: Cita Rasa Asia, Ini Rekomendasi Restoran AYCE Mewah dengan Kualitas Hotel Bintang 5
Bali Timbungan Mahakam
Seperti disampaikan oleh Santhi Serad, pakar kuliner, bahwa Bali adalah salah satu pusat wisata kuliner dunia.
“Makanan Bali punya bumbu berbeda, misalnya seperti base genep, base wange. Dan bagi warga lokal maupun internasional, bebek itu paling banyak dicari. Bebek Bali itu juga beda dengan bebek yang ada di daerah lain,” ujar Santhi Serad.
Hal tersebut juga disetujui oleh Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, tokoh Bali, bahwa tanah kelahirannya tersebut memiliki pesona kuliner yang tak kalah menarik dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
“Bali juga punya daya tarik kuliner yang menarik. Bukan tidak mungkin dengan cara dan support melalui diplomasi makanan bisa memperkenalkan kuliner Bali secara internasional,” ujarnya yang berharap kuliner Bali bisa dikenal lebih luas.
Dengan karakteristik, bumbu dan cerita yang menarik pada tiap hidangan tradisional Bali, kini pun kita tak perlu jauh-jauh pergi ke Pulau Dewata.
Karena restoran Bali Timbungan Mahakam menawarkan kuliner tradisional Bali dengan cita rasa otentik, yang kaya akan bumbu rempah.
“Ini (Bali Timbungan Mahakam) juga menjadi cara kami untuk menghadirkan Balinese Heritage Cuisine bagi warga Jakarta yang rindu dengan masakan otentik Bali,” tutup Billy.
(*)
Baca Juga: Culinary Journey, Perkenalkan Makanan Qatar di Ubud Food Festival 2023