Parapuan.co - Eldest daughter syndrome merupakan istilah asing yang bikin netizen penasaran hingga viral di TikTok.
Istilah eldest daughter syndrome ini viral di TikTok salah satunya dari video @unusedacceve3.
Lantas, apa itu eldest daughter syndrome yang viral di TikTok ramai dibicarakan oleh netizen?
@unusedacceve3 Banyak anak pertama perempuan atau anak perempuan satu2nya yg merasa capek karena dijadikan tumpuan keluarga jadi ketika dewasa baru memulihkan diri dengan melakukan hal2 yang pas kecil tidak bisa mereka lakukan. #eldestdaughter #anakperempuan ♬ original sound - Eve ????
Dilansir dari wikihow, eldest daughter syndrome adalah beban yang dirasakan oleh anak perempun tertua karena diberi terlalu banyak tanggung jawab sebagai orang dewasa dalam keluarga sebelum mereka siap.
Jadi, anak perempuan tertua itu sering sekali diberikan tugas tambahan, sehingga menimbulkan 'sindrom' tanggung jawab.
Ketika anak perempuan diberi tugas yang biasa dilakukan orang tua, hal tersebut pun disebut dengan parentifikasi.
Jika seseorang dipaksa untuk bertindak seperti orang dewasa, maka mereka dapat kehilangan perkembangan sosial dan emosional yang penting.
Parentifikasi ini dapat membuat anak merasa tidak aman, stres, kecemasan, serta sikap menyalahkan diri sendiri.
Beberapa tanggung jawab adalah hal yang baik, tetapi jika terlalu banyak maka membuat seseorang merasa cemas dalam menyenangkan orang tuanya dan menyelesaikan semua tugasnya.
Baca Juga: Apa Itu Depersonalization/Derealization Disorder yang Viral di TikTok?
Contoh tugas eldest daughter syndrome yakni meminta anak memasak untuk semua keluarga dan menjadi pengasuh untuk saudara kandung.
Cara Sembuh dari Eldest Daughter Syndrome
Berikut ini beberapa cara agar anak perempuan sembuh dari eldest daughter syndrome yakni:
1. Batasi Tugas yang Jadi Tanggung Jawabmu
Jika Kawan Puan selalu merencanakan hadiah ulang tahun orang tuamu, reuni keluarga, serta memberikan tumpangan ke dan dari bandara, hilangkan sebagian tanggung jawab tersebut.
Tanyakan kepada saudaramu atau orang-orang terkasih lainnya apakah mereka dapat mengambil alih tanggung jawab tersebut darimu.
Disarankan pula untuk memprioritaskan keburuhan diri sendiri sebelum mencoba menyenangkan orang lain.
Harus dicatat bahwa membantu orang lain itu memang baik, namun alangkah baiknya tidak mengorbankan kesejahteraan diri.
Ingat pula untuk tak masalah untuk mengatakan "tidak", sebab kamu perlu membuat batasan yang jelas.
Baca Juga: Apa itu Halo Effect? Kini Jadi Perbincangan Hangat hingga Viral di TikTok
2. Belajar untuk Bersenang-Senang
Kamu perlu menciptakan momen-momen ceria dan spontan dalam hidup misalnya dengan melakukan menari, berlari, bermain game, atau sekadar berbaring di rumput.
Langkah ini dapat membantumu belajar bahwa hidup tidak selalu tentang bertanggung jawab.
Pastikan merawat diri dengan merencanakan waktu relaksasi, tidur nyenyak, dan melakukan aktivitas santai yang kamu sukai.
3. Self Talk Positif dan Buat Surat untuk Inner Child
Coba bicara yang positif, pujilah diri sendiri karena telah melakukan sesuatu yang baik.
Selain itu, ingatkan pada diri sendiri bawa tak masalah bila segala sesuatu tak berjalan dengan baik.
Sebaiknya maafkan diri saat masih muda dan pikirkan bagaimana kamu bisa memperlakukan dirimu dengan lebih baik sekarang.
Kamu juga merefleksikan diri masa kecil dengan cara membayangkan dirimu sebagai seorang anak.
Dengan merefleksikan diri masa kecil, kamu dapat belajar lebih banyak tentang inner child yang hilang dan berpotensi membantu menyembuhkan jiwa.
Jika perlu, bicaralah pada profesional kesehatan mental karena mereka akan membantumu mengatasi perfeksionisme, kecemasan, depresi, atau dampak lain yang mungkin ditimbulkan oleh masa kecil.
Baca Juga: 5 Manfaat Berkuda bagi Kesehatan Mental yang sedang Viral di TikTok
(*)