Parapuan.co - Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga pada kesehatan kepala l, Kawan Puan.
Pasalnya, siapa sangka ternyata stres jadi salah satu penyebab munculnya ketombe.
Bahkan, berdasarkan siaran pers dari Clear, penyanyi Mahalini Raharja mengaku bahwa ia mengalami stres dan akhirnya berketombe.
"Seringkali, kata-kata dari luar memiliki dampak besar untuk kesehatan mental dan kejernihan pikiranku. Tekanan ini membuat stres berlebihan, yang akhirnya memengaruhi kesehatan kulit kepala dan ketombe muncul. Tentu buat aku jadi kehilangan percaya diri" kata Mhahalini.
Mengetahui kondisi tersebut, maka Mahalini mengaku bahwa masalah anxiety harus segera diatasi.
"Pertama, dengan mendengarkan suara hati, keraguan diri akan hilang," terangnya.
Sementara untuk membersihkan ketombe dari kepala, Mahalini pun mengenakan sampo yang mengandung zerotech technology & piroctone olamine, niacinamide, dan menthol.
Dikarenakan stres menjadi penyebab munculnya ketombe, maka Kawan Puan yang punya kondisi sama seperti Mahalini harus tahu cara mengatasi situasi tersebut.
Lantas, bagaimana cara mengatasi stres?
Baca Juga: Apa Itu Depresi Psikotik yang Jadi Kondisi Mental Viral di TikTok?
Dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahann Penyakit Amerika Serikat atau cdc.gov, ada beberapa langkah untuk mengatasi stres yakni:
1. Istirahat dari menonton, membaca, atau mendengarkan berita, termasuk membuka media sosial.
Mendapat informasi itu memang baik, tapi mengetahui tentang peristiwa traumatis terus-menerus dapat membuatmu kesal.
Maka dari itu, batasilah mencari informasi, cukup beberapa kali sehari saja.
2. Jaga diri dengan cara yang sehat yakni:
- Konsumsi makanan sehat
- Olahraga
- Banyak tidur dan istirahatkan diri jika merasa stres.
Baca Juga: Simak! 4 Kebiasaan Harian yang Bikin Hidup Kamu Lebih Bahagia
3. Jaga tubuh dengan cara tarik napas dalam-dalam, lakukan peregangan, dan meditasi.
Selain itu, hindari konsumsi alkohol, tembakau, dan narkoba.
4. Luangkan waktu untuk bersantai, cobalah melakukan aktivitas lain yang kamu sukai.
5. Bicaralah dengan orang lain tentang kekhawatiran dan perasaanmu.
Kamu bisa membagikan apa yang dirasakan bersama orang tua, teman, konselor, dokter, atau pemimpin agama.
Bagikan masalah kamu dan bagaimana perasaan kamu serta cara mengatasinya ke mereka yang kamu percaya.
6. Terhubung dengan organisasi berbasis komunitas atau agamamu.
7. Jika masalah terus berlanjut atau kamu sampai berpikir untuk bunuh diri, bicarakan dengan psikolog, pekerja sosial, atau konselor profesional.
Kawan Puan, jika kamu mengalami stres jangan ragu untuk mengungkapannya sebab #KamuDidengar.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, 3 Hal Yang Memicu Perubahan Mood Pasien Bipolar
(*)