Usut punya usut, film Diam ini rupanya diambil dari pengalaman pribadi Arawinda Kirana.
Pada tahun 2022 lalu, Arawinda sempat mengalami kekerasan seksual.
"Film ini saya buat–dengan energi besar dan passion yang bersumber dari kejujuran–sebagai cerminan kasus kekerasan seksual yang saya alami pada tahun 2022," jelasnya dalam keterangan.
"Selama ini, kasus saya disamarkan oleh pelaku di bawah sebuah rangkaian cerita palsu yang direkayasa dan ditanam menggunakan kesenjangan uang dan dinamika kuasa," lanjutnya.
Kini setelah satu tahun berlalu, ia memberanikan diri untuk berbicara dan mengungkap kejadian ini melalui sebuah karya.
"Setelah 1 tahun, ini adalah momen pertama di mana saya akhirnya berani untuk berbicara dan mengungkapkan kebenaran mengenai kasus ini, melalui satu-satunya hal yang saya punya = karya saya," jelasnya lagi.
Tidak Dikomersilkan
Dibagian akhir, Arawinda Kirana menegaskan bahwa film pendek Diam ini tidak akan ditayangkan versi penuhnya.
Ia menyebut bahwa film Diam bukanlah sebuah komoditas yang ingin diperjual belikan untuk menghasilkan uang.
Film Diam sepenuhnya menjadi media untuk berekspresi dan bersuara.
View this post on Instagram
Baca Juga: Berkat Yuni, Arawinda Kirana Menang Silver Yusr Award di Red Sea International Film Festival
(*)