Parapuan.co - Kawan Puan, beberapa waktu belakangan heboh kabar tentang dokter gadungan bekerja di rumah sakit di Surabaya yang ketahuan palsu.
Seorang bernama Susanto itu ternyata memalsukan dokumen yang dipakainya untuk melamar pekerjaan di puskesmas hingga rumah sakit.
Lantas, bagaimana bisa dokumen yang dipalsukan tidak ketahuan dan seperti apa proses rekrutmen yang dilakukan?
Terlepas dari alasan di baliknya, Kawan Puan yang bekerja sebagai HRD dan bertugas merekrut karyawan perlu memahami satu hal.
Bahwasanya perusahaan perlu melakukan background checking calon karyawan sebelum mereka melanjutkan proses seleksi.
Adapun informasi-informasi yang perlu kamu verifikasi saat melakukan background checking calon karyawan adalah seperti mengutip Money.com di bawah ini!
1. Pemeriksaan Riwayat Kriminal
Perusahaan di Indonesia kebanyakan biasanya meminta pelamar menyertakan SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) untuk mengecek riwayat kriminal calon karyawan.
Pemeriksaan catatan kriminal sendiri adalah komponen dasar dari sebagian besar pemeriksaan latar belakang.
Baca Juga: Cara dan Syarat Membuat SKCK Online untuk Melamar Lowongan Kerja BUMN
Dari situ, pemberi kerja perlu tahu apakah seorang calon karyawan memiliki catatan pidana berupa tindakan kejahatan berat, pelanggaran ringan, atau status sebagai pelaku kejahatan seksual.
Pasalnya, riwayat-riwayat tersebut dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan, karyawan, atau pelanggan perusahaan.
2. Pengecekan Riwayat Kerja
Dalam pengecekan riwayat pekerjaan, perekrut harus mencocokkan apakah kandidat dan pengalaman kerjanya sesuai dengan jabatan yang tersedia.
Informasi ini juga berguna untuk mengecek periode saat pelamar bekerja di perusahaan-perusahaan sebelumnya dan memastikan kandidat tidak berlebihan dalam menggambarkan pengalamannya.
Manajer perekrutan atau HRD mungkin akan menghubungi langsung pihak perusahaan sebelumnya untuk memverifikasi.
3. Lisensi dan Sertifikasi Profesional
Pekerjaan yang membutuhkan pelatihan atau sertifikasi khusus, seperti profesi dokter, pengacara, akuntan, dll perlu memverifikasi keabsahan lisensi yang dimiliki calon karyawan.
Bila ada kecurigaan terkait pemalsuan atau ingin memastikan kompetensi yang dimiliki calon karyawan secara langsung, HRD bisa menghubungi pelamar.
Baca Juga: Sertifikat Pelatihan Bikin Gampang Diterima Lowongan Kerja, Kok Bisa?
Dalam hal ini, HRD dapat memberikan tes keterampilan terkait dengan kompetensi calon karyawan dan posisi yang dilamar.
4. Pemeriksaan Riwayat Kredit
Perekrut juga perlu melakukan pemeriksaan riwayat kredit atau skor BI Checking dari calon karyawannya.
Pemeriksaan ini bisa dilakukan untuk bidang industri apa saja, khususnya yang terkait keuangan seperti perbankan atau perdagangan.
5. Pengecekan Riwayat Mengemudi
Untuk profesi seperti kurir paket atau penyedia layanan pesan antar, tak jarang pengecekan riwayat mengemudi calon karyawan perlu dilakukan.
Perekrut bisa memverifikasi info-info terkait apakah calon karyawan pernah melakukan pelanggaran lalu lintas, kecelakaan, atau lainnya.
6. Pemeriksaan Riwayat Pendidikan
Background checking tentunya tidak boleh melewatkan pemeriksaan latar belakang pendidikan calon karyawan.
Lantaran perusahaan biasanya mensyaratkan pendidikan minimal pelamar, hendaknya riwayat inilah yang perlu diperiksa pertama kali.
Apabila tidak sesuai persyaratan, perekrut boleh tidak melanjutkan untuk memproses pelamar yang bersangkutan.
Itulah tadi beberapa informasi yang perlu diverifikasi saat background checking. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Lowongan Kerja Gaji Tinggi untuk Perempuan Tanpa Perlu Ijazah Sarjana
(*)