Parapuan.co - Kawan Puan sudah pernah mendengar istilah nonviolent communication belum?
Komunikasi jenis ini dinilai dapat mengubah hubunganmu dengan pasangan ke arah yang lebih positif, lho.
Sebelum membahas lebih jauh tentang bagaimana komunikasi semacam ini mengubah hubungan, kamu harus tahu dulu definisinya.
Di bawah ini pengertian dari nonviolent communication atau komunikasi tanpa kekerasan seperti dikutip dari Very Well Mind!
Mengenal Apa Itu Nonviolent Communication
Nonviolent communication atau komunikasi tanpa kekerasan merupakan strategi komunikasi yang fokus pada pengungkapan perasaan.
Selain itu juga pengungkapan kebutuhan terdalam secara jujur dari diri sendiri kepada orang lain.
Jenis komunikasi ini juga mengharuskan diri sendiri dapat mendengarkan perasaan orang lain dengan penuh empati.
Bentuk komunikasi tanpa kekerasan dikembangkan oleh seorang psikolog klinis bernama Marshall Rosenberg pada tahun 1960-an.
Baca Juga: Sering Tertukar, Ini Pengertian dan Perbedaan Simpati dengan Empati
Mulanya, nonviolent communication dimaksudkan untuk mengatasi kekerasan dalam kota di kampung halamannya di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.
Seiring berjalannya waktu, komunikasi ini rupanya dapat berguna untuk digunakan dalam setiap jenis hubungan, khususnya hubungan romantis.
Hal tersebut disinggung oleh Claudia de Llano, terapis pernikahan dan keluarga sekaligus penulis "The Seven Destinies of Love".
Claudia de Llano menjelaskan, nonviolent communication bertujuan untuk meningkatkan hubungan melalui pertukaran kasih sayang.
Bagaimana cara agar kita bisa bertukar kasih sayang melalui komunikasi tanpa kekerasan? Yuk, simak!
1. Latih Terus Rasa Kasih Sayang dalam Dirimu
Sebagian orang terlalu kritis pada diri sendiri, bahkan menyalahkan dan meragukan dirinya.
Hal ini harus diatasi, karena menyayangi orang lain berarti kita harus sudah bisa menyayangi diri sendiri terlebih dulu.
"Dengan belajar berpikir dan bereaksi dengan penuh kasih sayang terhadap diri kita sendiri, kita meningkatkan cara kita merespons pasangan," kata Claudia.
Baca Juga: Selain Kasih Sayang, Ini 3 Hal Romantis yang Diam-Diam Disukai Pria
2. Berusahalah untuk Menjadi Lebih Berempati
Clarissa Silva, seorang ilmuwan perilaku dan pelatih hubungan memberikan saran berbeda agar individu bisa melakukan nonviolent communication.
Pihaknya menilai, seseorang harus menjadi lebih berempati, mau menerima, dan suportif.
"Kamu dapat melatih empati dengan secara mental menempatkan diri pada pengalaman pasangan saat itu, untuk memahami bagaimana perasaannya," tutur Clariss.
3. Buatlah Jurnal
Cara berikutnya, yaitu membuat jurnal yang terbukti dapat membantu seseorang menjadi lebih memperhatikan pikiran dan perasaan sendiri.
Menurut Clarissa, menulis jurnal adalah cara yang baik untuk memantau apakah kira mulai mengulangi pola komunikasi yang buruk atau beracun.
Bila ada komunikasi yang buruk, kita dapat meminimalisasikan atau meniadakan sama sekali komunikasi tersebut saat berbincang langsung dengan pasangan.
Demikian pengertian tentang apa itu nonviolent communication dan cara yang bisa dilakukan untuk memulainya.
Dengan komunikasi tanpa kekerasan, hubungan dengan pasangan bisa semakin harmonis lho, Kawan Puan.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Ini 5 Percapakan yang Perlu Dibangun dengan Pasangan
(*)