- Mengabaikan batasan pribadi dari subjek yang disayangi.
- Merasa terlalu protektif terhadap orang yang dicintai.
- Menjadi begitu terbebani dengan emosi terhadap seseorang sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Perasaan rendah diri, terutama ketika cintamu sepertinya tidak terbalas.
- Merasa sangat posesif terhadap waktu, ruang, dan perhatian orang lain.
- Merasakan kebutuhan untuk mengontrol tindakan dan perilaku orang yang dicintai.
- Mengalami kecemasan atas hubungan diri sendiri dengan orang lain.
Cara Menangani Obsessive Love Disorder
Apabila Kawan Puan menglami gangguan cinta obsesif, maka profesional kesehatan mental akan membantu meringankan gejala.
Jika kondisi tersebut tidak dapat dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, dokter atau ahli medis perlu merancang rencana perawatan khusus untuk pengidapnya.
Pengobatan pun dapat melibatkan pengobatan medis, suatu bentuk psikoterapi, atau kombinasi keduanya.
Dalam psikoterapi, terapis pertama-tama akan mencoba mengidentifikasi penyebab obsesi, karena kondisi ini bisa jadi karena hubungan traumatis masa lalu dengan keluarga atau perpisahan yang sangat buruk.
Terapis akan membantu mengidentifikasi pikiran dan perilaku obsesif serta mengajari teknik untuk mengatasi kondisi ini.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai pengertia apa itu obsessive love disorder, tanda, hingga pengobatannya.
Baca Juga: Apa Itu Depresi Psikotik yang Jadi Kondisi Mental Viral di TikTok?
(*)