Parapuan.co - Kawan Puan tentu pernah melalui psikotest dalam proses rekrutmen atau seleksi kerja.
Psikotest dalam seleksi kerja biasanya dilakukan sebelum maupun sesudah interview, atau sebagai tahap pertama atau terakhir proses rekrutmen.
Lantas, mengapa pelaksanaan psikotest tidak selalu di awal atau di akhir seleksi? Pernahkah kamu mempertanyakannya?
Jika iya, yuk simak penjelasan dari HR dan Career Expert Talita Zulmi sebagaimana dikutip dari laman LinkedIn miliknya di bawah ini!
Talita Zulmi menjelaskan, pelaksanaan psikotest sering kali disesuaikan dengan SOP (Standard Operating Procedure) perekrutan karyawan yang berjalan di suatu perusahaan.
Adapun alasan di balik pelaksanaan psikotest yang berbeda-beda bila diuraikan antara lain sebagai berikut.
1. Proses Psikotest di Awal atau Sebelum Sesi Wawancara HR dan User
Perusahaan memiliki pertimbangan khusus mengapa psikotes dilakukan sebelum sesi wawancara, baik dengan HR maupun user.
Sering kali, pertimbangannya adalah karena perusahaan ingin menjadikan hasil psikotest sebagai acuan penilaian, serta komparasi saat sesi wawancara berlangsung.
Baca Juga: Catat, 6 Kesalahan Umum saat Wawancara Kerja via Zoom dan Solusinya!
Dari tahapan psikotest ini, perusahaan bisa mendapatkan hasil filter awal untuk seseorang dapat lolos ke tahap selanjutnya atau tidak.
2. Psikotest Setelah Sesi Wawancara HR, Tapi Sebelum User Interview
Terkadang, psikotes juga dilakukan di tengah-tengah, yakni setelah sesi wawancara HR tapi sebelum user interview.
Psikotest yang dilakukan setelah wawancara HR harapannya bisa menjadi proses screening awal dari HR terhadap calon karyawan.
Semisal hasil evaluasi dan komparasi CV dengan aktualnya cukup baik, maka akan dilanjutkan ke psikotest.
Hal ini dilakukan agar data yang diberikan kepada user saat sesi interview user sudah lengkap dan komprehensif.
Dalam tahap ini, HR juga bisa memutuskan kandidat yang akan lolos dalam tahap selanjutnya, yaitu psikotest.
3. Psikotest Setelah Sesi HR dan User Interview Berakhir
Adakalanya psikotest dijadikan sebagai langkah final atau final validation untuk menentukan apakah calon karyawan dapat melaju ke proses rekrutmen selanjutnya.
Baca Juga: Tips Lolos Wawancara Kerja, Ini 7 Contoh Pertanyaan dan Jawaban Interview User
Contohnya adalah medical check up atau pemeriksaan kesehatan kalau ada, atau tahap negosiasi gaji, dan sebagainya.
Biasanya, metode ini dilakukan untuk meminimalikan budget untuk biaya psikotest yang dilakukan dengan pihak ketiga.
Metode ketiga ini menurut Talita Zulmi kurang efektif karena hasil psikotes bisa saja tidak memenuhi standar kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
Di kalangan HR sendiri, umumnya proses psikotest yang dilakukan berdasarkan pada poin nomor satu di atas.
Menurut Talita, dengan melakukan psikotest sebelum sesi wawancara akan lebih mudah untuk mengeksplor hal lain terkait karyawan.
Misalnya untuk kompetensi dan potensi yang mungkin dimiliki oleh calon karyawan.
Selain itu dengan psikotest di awal, calon karyawan tidak perlu mengikuti proses lanjutan yang panjang untuk memenuhi standar kebutuhan perusahaan.
Demikian beberapa alasan mengapa pelaksanaan psikotest di tiap-tiap perusahaan berbeda.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Persiapan Pelamar Kerja Hadapi Background Checking dalam Proses Rekrutmen
(*)