Parapuan.co - Kawan Puan yang memiliki trauma masa kecil akibat pengasuhan tidak sehat bisa memulihkan luka dengan melakukan reparenting.
Reparenting adalah suatu bentuk terapi yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan emosional dan fisik yang tidak terpenuhi semasa kecil.
Proses reparenting atau disebut pula dengan mengasuh diri sendiri bisa jadi lebih berat dibandingkan mengasuh anak.
Pasalnya, orang dewasa yang mengalami trauma pengasuhan masa kecil perlu mengubah pola pikir dan pandangan hidupnya yang selama ini sudah diyakini.
Namun, tentu saja kerja keras melakukan reparenting akan berbuah manis dan membawa perubahan positif dalam hidup maupun hubungan dengan orang lain.
Hanya saja, Kawan Puan yang melakukan reparenting perlu mengingat beberapa hal selama proses melakukan pengasuhan kembali terhadap dirimu sendiri.
Apa saja? Berikut ini uraiannya berdasarkan pemaparan dari Jodi Clarke, konselor yang berspesialisasi dalam hubungan, trauma, dan kecemasan, seperti melansir Very Well Mind!
1. Teruslah Merasa Penasaran
Ingatlah bahwa mengasuh diri sendiri merupakan sebuah proses yang tidak instan.
Baca Juga: 3 Bentuk Trauma Masa Lalu Orang Tua yang Bisa Pengaruhi Pola Asuh Anak
Saat menjalaninya, kamu mungkin akan menemukan pengalaman menyakitkan karena membuatmu mengingat bagian-bagian masa lalu yang negatif.
Meski begitu, berusahalah untuk tetap terbuka dan terus gali rasa penasaranmu terhadap hal menyakitkan tersebut.
Ini akan membantumu untuk lebih mampu menerima masa lalu sehingga kamu dapat menghadapi kesedihan atau kesakitan yang kamu rasakan.
2. Tetap Mengasihi Diri Sendiri
Dalam proses reparenting, kamu mungkin akan merasakan kebencian maupun rasa bersalah terhadap orang lain.
Ketika merasakannya, pastikan untuk tetap mengasihi diri sendiri agar kamu bisa melupakan kebencian masa lalu.
Bersikap welas asih pada diri sendiri saat kebencian terhadap masa lalumu muncul juga dapat membantu menjadi lebih terbuka dengan pengalaman baru.
3. Latih Kesabaran
Ingatlah selalu bahwa proses pengasuhan kembali ini tidak akan terjadi dalam semalam.
Baca Juga: 4 Cara Melatih Kesabaran Anak, Salah Satunya Visualisasikan Waktu
Bahkan, kamu mungkin harus belajar kembali bagaimana caranya mempercayai orang lain, terutama terapis yang membantumu.
Maka itu selama proses reparenting, jangan terlalu memaksakan diri supaya cepat pulih dan semuanya selesai.
Bersabarlah dan nikmati tahapan-tahapannya sambil mencoba memahami bahwa trauma di masa kecil masih menyimpan pelajaran berharga bagimu di masa kini dan masa depan.
4. Konsistenlah
Terakhir, ingatlah bahwa dalam reparenting akan kerap muncul pola-pola lama dalam dirimu.
Misalnya jika kamu lelah dan sudah belajar cara mengendalikan emosi, tapi malah kembali marah-marah melampiaskannya ke orang lain.
Bila diteruskan, ini mungkin akan menggagalkan proses reparenting-mu.
Maka itu tetaplah konsisten untuk tidak berhenti walau prosesnya sulit.
Demikian beberapa hal yang perlu diingat saat dalam proses melakukan reparenting.
Semoga bermanfaat ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Simak 4 Cara Mengajarkan Anak Tidur Sendiri, Kuncinya Konsistensi
(*)