Dirinya pernah mengalami kekerasan verbal dari viewer yang sedang bermain game Valorant hanya karena on mic dan suaranya terdengar perempuan.
Gamer Perempuan Rentan Alami Kekerasan Verbal
"Aku pernah itu ada satu kejadian malam-malam di game kompetitif, jadi di game itu ada kalau Mobile Legends ada classic dan ranked, kalau Valorant ada unrated ada competitive, aku lagi main sama viewer," ucap SwanSage.
"Terus main, main, aku on mic dan aku kasih tahu, 'Oh musuhnya di sini, kalian jangan di sini, di sini,' dan tiba-tiba aku disautin kayak bilang, 'Oh lu cewek, lu mendingan di rumah aja deh nyuci'. Lah, apaan sih, padahal sudah tahu dikasih info, dia ngatain lagi, 'Lah lu cupu ngapain cewek main gini," ucapnya.
Viewer yang main game bersama SwanSage pun mengejeknya dengan kata-kata bahwa perempuan tidak usah bermain game, cocoknya jadi ibu rumah tangga, mencuci, atau bahkan jadi pembantu, yang mana hal tersebut sangat merendahkan perempuan.
"Udah lu jadi ibu rumah tangga aja lu, lu nyuci aja, lu mau nggak jadi babu gue, tanpa alasan, hanya karena on mic dan suaraku terdengar perempuan," lanjut SwanSage menirukan ucapan dari lawan mainnya.
SwanSage pun menceritakan bahwa dirinya pernah dihakimi cara bermain dan pilihan strateginya hanya karena perempuan. Pemilihan strateginya bahkan langsung dihakimi sebagai strategi yang khas perempuan.
"Dia langsung nge-judge dari strategi aja kalau itu cewek padahal nggak semua cewek itu cupu," tuturnya.
AudreyFF, mantan pro player Female Fighter pun mengungkapkan bahwa kekerasan verbal berupa ucapan maupun komentar seksis masih kerap terlontar dari pemain laki-laki pada pemain perempuan.
Baca Juga: Sosok Cindy Laurent Siswanto, Pro Players Perempuan yang Aktif di Berbagai Kejuaraan