Akan tetapi, AudreyFF mengatakan bahwa komentar yang merendahkan perempuan itu, menurut pengalaman dia, seringnya dari pemain laki-laki luar negeri.
"Yang terjadi adalah main game, kita open mic dan terdengar kalau kita perempuan, biasanya banyak player luar negeri ngatain dan itu memang masih terjadi," ungkapnya.
Cara Gamer dan Pro Player Perempuan Hadapi Kekerasan
Gamer maupun pro player perempuan dalam dunia esports tak tinggal diam ketika mengalami kekerasan verbal. Mereka melakukan cara-cara untuk menghadapi tantangan yang dihadapi.
AudreyFF sendiri mengaku punya cara jitu menghadapi komentar-komentar negatif yang merendahkan perempuan dari player laki-laki saat main game. Ia tak banyak ambil pusing, tak banyak bicara, dan langsung buktikan kehebatan permainannya.
"Cara mengatasinya dari dulu adalah nggak banyak ngomong, diam saja. Apalagi kalau kayak udah dikata-katain itu aku biasanya cuma diam saja dan ketawa-ketawa saja. Tapi aku buktiinnya adalah ketika sampai ke game habis aku jadi top rank misalnya," ucap AudreyFF.
Pembuktian rasanya jadi salah satu cara jitu yang kerap dilakukan oleh gamer maupun pro player perempuan ketika menghadapi kekerasan di dunia esports.
BTR Vivian, professional gamer untuk Bigetron ERA pun melakukan pembuktian kemampuannya saat diejek maupun direndahkan oleh lawan mainnya.
"Solusi mengatasinya itu setiap punya party serius mainnya, selalu ingin mengangkat tim ini, selalu jadi orang yang berguna biar orang yang mengundang main jadi segan," ucapnya.
BTR Vivian yang notabene seorang pro player pun bahkan masih kerap diremehkan saat bermain game. Dirinya pernah masuk party (istilah untuk mendeskripsikan bermain game bersama teman) namun kemudian party tersebut bubar hanya karena dirinya perempuan.
"Kalau yang dari tingkah laku, itu kalau mial kita lagi masuk room terus party-nya itu kan cowok semua, terus masuk langsung pada udahan, bubar party-nya," pungkasnya.
Baca Juga: Jadi Perempuan Pro Player di Dunia Esports, Ini Rahasia Zahra Aisha
(*)